1.058 Warga Jepara Terindikasi DBD, 20 Orang Meninggal

Pihak RSUD Jepara menambah dua bangsal ruang rawat inap agar tidak terjadi penumpukan pasien DBD. Arif Edy Purnomo/Dok.RMOLJateng
Pihak RSUD Jepara menambah dua bangsal ruang rawat inap agar tidak terjadi penumpukan pasien DBD. Arif Edy Purnomo/Dok.RMOLJateng

Wabah Demam Berdarah Dengue (DDB) kian massif menyerang warga Jepara. Hingga saat ini, data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, sebanyak 1.058 warga terindikasi terserang virus yang dibawa nyamuk aedes aygepti ini.

Sedangkan, hingga Kamis (7/3), 20 orang dinyatakan meninggal akibat DBD.

Dari data yang dihimpun RMOLjateng, tingginya angka kematian akibat BD ini, perinciannya  yakni 16 pasien anak-anak dan 4 pasien dewasa. Sedangkan pasien yang dinyatakan positif DBD atau mengalami Dengue Shock Syndrom (DSS) sebanyak 156 pasien.

Selanjutnya jumlah pasien yang menjadi tersangka atau suspect sebanyak 884 pasien. Sehingga total tingkat Kewaspadaan Dini Rumah Sakit (KDRS) terhadap DBD mencapai 1.058 pasien.

Tentu saja dengan ancaman maut akibat DBD dengan bertambahnya jumlah kasus pasien di sejumlah rumah sakit di Bumi Kartini itu, memaksa Palang Merah Indonesia (PMI) mengirimkan bantuan berupa losion atau krim anti-nyamuk senilai Rp21 juta.

“Krim antinyamuk yang diserahkan terdapat tiga jenis kemasan, berupa losion dalam botol sejumlah 1.040, saset sebanyak 15.408 dan kemasan tube 118,” papar Ketua PMI Jepara Sutedjo S. Sumarto.

Menurut Sutedjo, bantuan serupa tidak hanya datang dari PMI Jepara saja. Pihak PMI Kota Semarang pun tergerak menyalurkan bantuan 1.000 botol losion.

Paket bantuan pencegah gigitan nyamuk itu, diharapkan segera tersalur ke semua sekolah di Jepara hingga Kamis (7/3) hari ini. Tujuannya agar dapat dimanfaatkan secara serentak pada Jumat (8/3).

Dalam kesempatan yang sama, Plh Kepala Dinkes Jepara dr. Eko menyerahkan bantuan itu kepada Kantor Kemenag dan Disdikpora. Teknis pendistribusian losion itu dibagikan kepada para murid tingkat SD dan MI sampai jenjang ke bawah.

“Persebaran kasus DBD saat ini banyak didominasi usia anak-anak. Di Kecamatan Pecangaan dengan Desa Troso yang kasus DBD-nya tertinggi,” ujar dr. Eko.

Untuk diketahui, perkembangan kasus DBD di Jepara hingga saat ini tercatat ada 884 penderita yang dinyatakan tersangka DBD. Kemudian terdapat 156 positif DBD dan meninggal dunia 20 kasus.

Di lain pihak, Direktur RSUD RA Kartini, Jepara Tri Iriantiwi menambahkan, keterisian ruang perawatan untuk anak-anak yang penuh, segera diupayakan dengan penambahan dua bangsal agar tidak terjadi penumpukan pasien.

"Di UGD pasien sudah ditangani perawatannya, tinggal dipindah ruangan agar tidak menumpuk di UGD," kata Direktur RSUD dr. Tri Iriantiwi kepada wartawan

Menurut Tri Iriantiwi, pihak rumah sakit milik Pemkab Jepara ini juga segera merekrut dokter temporer dari klinik-klinik. Tempo perekrutan kurang lebih tiga bulan. "Sifatnya sementara untuk dapat membantu penanganan pasien DBD," urainya.

Tak hanya itu, RSUD RA Kartini juga membuka rekrutmen petugas kesehatan dengan status Pegawai Perjanjian Kontrak Waktu Tertentu (PKWT).

Rekrutmen itu dilakukan untuk memaksimalkan pelayanan dalam menghadapi situasi darurat non-bencana alam berupa merebaknya pasien DemamBerdarah Dengue (DBD). Ada 22 formasi yang akan dibuka. Terdiri dari 6 orang dokter umum, dan 16 orang perawat.