Pengusaha kuliner purbalingga mendapat kesempatan meningkatkan kapasitasnya dalam memasarkan produk secara digital dalam Kegiatan Bimbingan Teknis Pemasaran Ekonomi Kreatif Pengembangan Pasar Bagi Produk Ekonomi Kreatif Melalui Digital Marketing.
- Bupati Purbalingga : Kakang-Mbekayu Harus Genjot Promosi Wisata Purbalingga
- Dukung Program Vaksin Wisata, tiket.com Gelar Vaksinasi untuk Wisatawan
- Pemkab Cilacap Simulasi Pembukaan Destinasi Wisata
Baca Juga
Pelatihan dilaksanakan oleh Direktorat Pemasaran Ekonomi Kreatif, Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) / Badan Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf) selama 2 hari minggu (16/07/23) dan Senin (17/07/23) dengan peserta sebanyak 120 pengusaha yang dibagi 60 pengusaha perharinya.
Hari pertama kegiatan dibuka oleh Ketua DPRD Kabupaten Purbalingga, H.R. Bambang Irawan yang pada kesempatannya berharap kepada peserta agar mengikuti kegiatan dengan cermat dan seksama.
“Saya sangat mensupport akan adanya regulasi dan inovasi para pelaku ekonomi kreatif yang sedang mengembangkan bisnisnya melalui media Digital marketing dan semoga dapat terus bersaing menghadapi kemajuan jaman,” kata Bambang Irawan.
Kepala Dinporapar, Prayitno menyampaikan beberapa data kepada peserta dan pihak kementerian khususnya terkait daftar potensi yang dapat dikembangkan di Purbalingga.
“Untuk usaha jasa pariwisata yang sudah terdaftar di OSS per tanggal 30 Juni 2023 sebanyak 1108 izin usaha. Untuk usaha restoran, rumah makan dan cafe sebanyak 515 izin usaha, dan 409 izin kedai makanan dan minuman,” ucap Prayitno.
Sementara itu, Feriandi, Koordinator Pemasaran Ekraf di Kemenparekraf mengatakan, potensi usaha kuliner di Purbalingga masih terbuka lebar jika dilihat dari data yang dipaparkan oleh Kepala Dinporapar.
“Usaha kuliner yang terdaftar masih dibawah 0,1% dari jumlah penduduk di Purbalingga yang sebanyak 1.2 Juta, jadi peluang untuk dikembangkan masih sangat besar,” tutur Feriandi yang mewakili Direktur Pemasaran Ekonomi Kreatif.
Feriandi menambahkan jika idealnya untuk coaching bisnis dilakukan selama 3 bulan dengan memperhatikan assessment awal dari setiap unit usaha dengan karakteristiknya masing-masing.
“Jika banyak peserta yang bertanya ‘kok kegiatannya cuma satu hari?’. Idealnya Kemenparekraf jika mengadakan coaching bisnis itu 3 bulan. Untuk kegiatan kali ini hanya sharing knowledge dan tanya-jawab kepada narasumber,” tambahnya.
- Jual Beragam Potensi Pariwisata Kudus, Disbudpar Rajin Gelar Table TOP
- Semarang Kembangkan Konsep Smart Edutourism di Agro Wisata Plalangan
- Wapres Harapkan Revitalisasi Taman Balekambang Bisa Lestarikan Ekosistem Dan Gerakkan Ekonomi