Sebanyak 17.731 Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Kabupaten Sukoharjo melakukan penanaman pohon.
- Satu Anggota Polres Purbalingga Dipecat Gara-gara Mangkir Kerja
- Satlantas Polres Wonogiri dan Dinas Perhubungan Gelar Operasi Angkutan Barang
- Dinas PUPR Grobogan, Lakukan Pembangunan Darurat Jembatan Nambuhan
Baca Juga
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sukoharjo Syakbani Eko Raharjo mengatakan KPU menyadari dengan tercetak banyaknya logistik Pemilu berbahan baku kertas, memberikan dampak signifikan terhadap kelestarian alam.
"KPU memandang pentingnya penanaman bibit pohon sebagai bentuk kepedulian terhadap kelestarian lingkungan." kata Syakbani, pada media, Jumat (26/1) siang.
Secara nasional, perintah KPU RI, total kebutuhan kertas dengan berbagai jenis untuk logistik Pemilu 2024 sekitar 65.998 ton atau setara dengan 65.998.000 kilogram kertas.
Kebutuhan tersebut dapat diganti dengan menanam 5.709.898 bibit pohon. Maka diharapkan setiap bibit pohon akan mengganti 11,6 kilogram kertas.
Berdasarkan hal tersebut, maka apabila dihitung jumlah bibit pohon 5.709.898 dikalikan 11,6 kg adalah sama dengan 66.234.816 kg atau 66.234 ton. Jumlah tersebut hampir setara atau sebanding dengan kertas digunakan dalam Pemilu 2024.
"Hal Ini sebagai simbol rasa syukur kepada Allah Tuhan Yang Maha Kuasa, rasa terima kasih kepada bumi, dan ikhtiar reboisasi terhadap pohon yang berkontribusi untuk pemenuhan logistik berupa kertas dalam Pemilu 2024," katanya.
Untuk kabupaten Sukoharjo ada 17.731 KPPS dilantik serentak di 167 desa/kelurahan di 12 kecamatan di Kabupaten Sukoharjo.
"Penanaman 17.731 bibit pohon secara serentak di masing-masing lokasi pelantikan," kata Syakbani.
Syakbani menambahkan, KPU berkomitmen untuk meningkatkan kualitas layanan kepada pemilih pada kegiatan pemungutan suara dan penghitungan suara.
- Kapolda Jateng Tegaskan Pengamanan Piala Dunia U-17 Dilakukan Humanis dan Proporsional
- Pastikan Keamanan, Wakapolres Blora Cek Ruang Tahanan
- Guci Mendunia : Lomba Fotografi Nasional dan Parade Budaya yang Digelar PWI Tegal