Miskomunikasi Jadi Kendala Utama Tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan

Staf Khusus Menteri Pertanian Bidang Komunikasi Pembangunan Pertanian Yesiah Ery Tamalagi mengakui miskomunikasi masih menjadi masalah umum dihadapi tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) ketika upaya mendampingi petani di era milenial saat ini.


"Masalah di lapangan masih sama yakni miskomunikasi di lapangan selain tentunya medan yang berat ketika tenaga PPL dilibatkan dalam program Kostrad Tani dibawa Kementrian Pertanian," kata Yesiah Ery Tamalagi kepada wartawan, di Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Rabu (23/9) petang.

Tenaga PPL, lanjut Yesiah, merupakan petugas dari Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP4K) kabupaten/kota yang diperbantukan untuk memberikan pengarahan, pembinaan, dan penyuluhan di bidang pertanian dengan basis administrasi kecamatan.

Yesiah Ery Tamalagi menerangkan, melalui program 'Kostrad Tani' data harus valid agar dapat menyelesaikan masalah petani.

"Ini juga mengapa kami turun langsung mendengarkan apa yang menjadi persoalan tenaga PPL dan petani, khususnya di Kabupaten Semarang yakni Kacamatan Banyubiru," tandasnya.

Peran tenaga PPL, diakuinya, dalam meningkatkan hasil pertanian seperti diharapkan Kementerian Pertanian sebagai ujung tombak.

"Dan akan dicarikan jalan keluarnya. Sehingga, persoalan yang ditemukan sebelum matahari terbenam dapat terselesaikan dan ada jalan keluarnya. Itu filosofi Kostrad Tani," ungkap mantan wartawan ini.

Hal ini sejalan dengan target Kostrad Tani yakni memuliahkan petani menjadi mandiri dan modern.

"Dengan target ekspor. Di pertanian ada gerakan tiga kali eksport. Yang jelas, petani harus kita muliakan," imbuhnya.