Jika Kalah, Donald Trump Tolak Pemindahan Kekuasaan

Presiden Amerika Serikat (AS) menolak melakukan pemindahan kekuasaan secara damai jika kalah dalam pemilihan mendatang.


Baiklah, kita harus melihat apa yang terjadi," kata Trump pada konferensi pers di Gedung Putih, Rabu (23/9), dikutip dari Kantor Berita

Trump juga mengatakan dia yakin hasil pemilihan bisa berakhir di Mahkamah Agung AS, karena dia kembali meragukan pemungutan suara melalui pos, mengutip AP, Kamis (24/9).

Lebih banyak negara bagian mendorong pemberian suara melalui surat, dengan alasan kebutuhan untuk menjaga keamanan pemilih di tengah pandemik virus corona.

Saat ditanya oleh seorang reporter dia akan berkomitmen untuk mengalihkan kekuasaan secara damai apabila dia kalah atau seri kepada lawannya dari Demokrat, Joe Biden, Trump malah mengungkapkan rasa pesimisnya pada proses pemilihan melalui surat.

Saya telah sangat mengeluh pemilihan dengan surat suara," kata Trump, "Dan surat suara itu bencana." Trump juga mengatakan dia tidak berpikir dia akan kalah.

Ketika wartawan itu menjawab bahwa orang-orang mungkin melakukan kerusuhan, Trump pun menyela, "Singkirkan surat suara, dan Anda akan sangat -Anda akan sangat damai. Terus terang, tidak akan ada peminddahan di sana, ini akan berkelanjutan!"

Joe Biden saat dimintai komentarnya atas pernyataan Trump itu menjawab ringan. "Kita berada di negara mana?" tanya Biden yang baru saja mendarat di Wilmington, Delaware, pada Rabu malam (23/9).

Trump telah menekan kampanye selama berbulan-bulan menentang pemungutan suara melalui surat pada November ini dengan men-tweet dan berbicara secara kritis tentang praktik tersebut.

Lebih banyak negara bagian mendorong pemungutan suara melalui surat untuk menjaga pemilih tetap aman di tengah pandemi virus corona.

Adapun, Trump tanpa dasar mengklaim pemungutan suara melalui surat yang meluas akan menyebabkan penipuan besar-besaran. Kelima negara bagian yang secara rutin mengirimkan surat suara ke seluruh pemilih tidak melihat adanya kecurangan yang berarti.