Komisaris Utama PT. Pertamina (Persero) Ir. Basuki Tjahaja Purnama, M.M biasa disapa Ahok menegaskan keberadaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite tidak akan dihapus.
- 2.600 Pedagang Siap Pindah Ke Johar Cagar Budaya Pada Bulan September
- Pentingnya Sinergi Dan Kolaborasi Pemangku Kebijakan Keuangan Atas Mandat Uang Rakyat
- 2021, Momentum Koperasi Salatiga untuk Adaptif dan Inovatif
Baca Juga
"Pemerintah sudah putusan Pertalite berstatus sebagai BBM subsidi. Tidak ada sampai hari ini Pertalite dihapus, karena pemerintah sudah tugaskan Pertamina tidak ingin menambah inflasi. Kalau daya beli rakyat turun, semua industri habis," tandas Ahok usai menghadiri Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Leaders Forum di Balairung Salatiga, Jumat (13/5).
Ahok mengakui, selama arus mudik dan balik Lebaran tahun 2022 terdapat lonjakan permintaan BBM khsususnya Pertalite. Dalam hal ini, permintaan Pertalite meningkat tajam.
"Jadi kita ingin rakyat kita memiliki daya beli yang baik dan subsidi mesti tepat sasaran. Jadi, tidak ada itu Pertalite dihapus," tandasnya.
Pemerintah, ujarnya, saat ini juga tengah menyiapkan satu sistem. Subsidi akan dikontrol dengan Pertamina melalui aplikasi My Pertamina.
Dengan begitu, penyaluran Pertalite juga dibatasi sesuai dengan kuota yang ditetapkan pemerintah.
"Tapi kalau tidak mampu, atau kelas menengah pun kita tidak ekonomi rusak, daya beli rusak gara-gara kepotong dan harga minyak akan naik terus," pungkasnya.
Ia tak menampik jika BBM di tanah air ada kenaikan lagi meski harus menunggu keputusan pusat. Namun ia mengajak rakyat Indonesia untuk berdoa, harga minyak dunia tidak sampai 200 dolar per barel.
"Yang pasti, dengan adanya arus mudik kemarin ada kenaikan permintaan BBM. Namun Pertamina pun telah mengantisipasinya. Dan kami sangat menghargai kerja Direksi, karena saya sendiri khawatir dua tahun tidak mudik kemudian ada mudik. saya khawatir macet, mau kirim BBM bagaimana. Menhub dan Polantas sangat membantu saat mudik kemarin," bebernya.
Dia melanjutkan, pemerintah berharap Pertamina ikut ambil bagian dalam pengembangan sejumlah kemajuan.
"Tugas saya di Pertamina membangun ekosistem dari kendaraan listrik. Isu soal utamanya menggunakan nikel atau litium. Atau kendaraan itu pake hasil produksi Petrokimia atau tidak. Sekarang semua dasbor mobil berasal dari Petrokimia. Bagaimana kesiapan Pertamina jangan sampai nanti kebutuhan Petrokimia nantinya impor. Tugas Pertamina saat ini, menyiapkan Petrokimia dengan baik," imbuhnya.
- 14.504 Siswa di Semarang Terdampak Program PINTAR Tanoto Foundation
- Transformasi IPDN Menuju World Class University