Aksi pendakian Andika Kusuma Wardhana (28), warga Salatiga ke puncak Lobuche East di Pegunungan Himalaya diklaim warga Tangerang Memet Isa Baharudin, atau biasa disapa Kang Memet.
- Suasana Kota Muntilan Kembali Normal
- Kapolres Jepara : Masyarakat Mewarisi Semangat Perjuangan Ratu Kalinyamat
- Smartfren Bantu Ratusan Pembatas Jalan di Semarang
Baca Juga
Andika membeberkan ihwal keberhasilannya di Pegunungan Himalaya. “Saya memulai perjalanan seorang diri ke Gunung Himalaya berangkat dari Jakarta pada 17 September 2022. Setelah istirahat sehari di Kathmandu Nepal, langsung mendaki pada 19 September 2022," kata pemuda 29 tahun pemilik hobi mendaki gunung itu.
Andika mengaku sangat menikmati perjalanan karena didasari kecintaan serta perwujudan hobi. Selain itu, Andika berangkat tanpa dibebankan pada sponsor apapun.
Begitu tiba di Nepal ia bertemu Kang Memet ini dan awalnya memang tidak saling kenal.
"Sebelumnya tidak kenal, tapi bertemu karena memilih agen yang sama untuk berangkat ke Lobuche," jelasnya, dengan kalem.
Ditemani seorang porter, tiba di desa terakhir, Lobuche Village keduanya dibantu sherpa untuk pendakian.
Namun, pada hari ke 9 Kang Memet mengalami Altitude Mountain Sickness (ALS) atau penyakit ketinggian.
Sampai akhirnya, Memet yang dikabarkan seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemkab Tangerang itu harus dievakuasi dan tidak melanjutkan pendakian.
"Saat hendak turun itu, dia (Kang Memet) titip pesan ke saya untuk membawakan bendera sponsor dan difoto," ungkap pria kelahiran, Salatiga keponakan seorang tokoh tersohor masyarakat itu santai.
Sementara, fisik yang menunjang serta keberuntungan berpihak ke Andika. Ia melanjutkan perjalanan mendaki hingga mencapai puncak pada 29 September 2022, atau setelah 11 hari mendaki.
"Saat di puncak Lobuche East yang memiliki ketinggian 6.119 mdpl, saya pakai jersey dan mengibarkan bendera merah putih. Bangga saat itu, bisa terwujud impian saya," tandasnya.
Mengabadikan diri lewat kemera dan dipasang di media sosial pribadinya, dilakukan Andika. Bahkan, Andika pulang disertai selembar sertifikat pendakian yang dikeluarkan oleh Nepal Mountaineering Association. Ia menilai, kesuksesan pendakian saat menikmati proses perjalanan.
"Pendakian dari Nepal yang sampai puncak, pasti dapat sertifikat tersebut. Itu juga sudah dijelaskan oleh agen pendakian. Itu lembaga independen yang mengapresiasi pendaki yang sampai puncak," sebutanya.
Sayang, persoalan mulai muncul. Ketika beberapa hari tiba di Salatiga telepon selulernya tidak berhenti menyebutkan jika foto yang ia pajang di Instagram miliknya diakui orang lain yaitu Kang Memet.
Andika bertujuan memiliki foto di Gunung Himalaya bukan untuk pamer. Sikap sederhana dan santainya ini ia buktikan tidak ingin gembar gembor ke media agar viral.
Namun, pada akhirnya ada yang mengklaim ia mengaku sangat kecewa.
"Saya hanya ingin diklarifikasi. Apalagi ini kan taruhannya juga nyawa. Saya tidak menuntut apa-apa. Kalau sampai foto itu disalahgunakan, 'kan' saya juga yang dirugikan, karena saya yang sampai puncak, tapi orang lain yang mengklaim," terang dia.
Menurut Andika, Kang Memet menggunakan foto dirinya saat di puncak Lobuche East, dan diakui sebagai Kang Memet. Bahkan foto Andika di puncak tersebut diketahui digunakan Memet sebagai foto sampul Facebook miliknya.
Tak hanya itu, saat diwawancara media lokal Bandung Kang Memet juga memberikan pernyataan bahwa dia sampai ke puncak Lobuche East di Pegunungan Himalaya.
"Padahal itu tidak pernah terjadi. Saya sudah konfirmasi ke bersangkutan, dia hanya menjawab kalau saya minta maaf berarti saya membenarkan saya salah," kenang Andika, mengingat kembali komunikasi terakhir dengan Kamu Memet.
Tujuan agar Kang Memet memberikan klarifikasi serta meluruskan semua pemeritaan baik di media online, portal berita media sosial (medsos) yang keliru lantaran Andika ingin menyudahi ini semua dengan damai.
Andika mengaku kembali dihubungi Memet namun tidak secara spesifik meminta maaf.
Sementara, Kang Memet saat dikonfirmasi RMOLJateng memberikan penjelasan versinya. Ia menandaskan, dalam persoalan ini ada dua hal yang harus diluruskan.
"Untuk foto, saya tidak pernah mengaku itu foto saya. Karena si wartawan ini sendiri yang menulis demikian, soal isi artikel saya juga tidak mengklaim demikian. Intinya, saya dan Mas Andika sama-sama jadi korban media ini dan si wartawan mengakui kesalahannya," aku Memet.
Terkait itikad ingin meminta maaf dan meluruskan secara langsung di hadapan media agar masyarakat pembaca tahu kronologi sebenarnya, Memet menyebut ada upaya tersebut.
- Warga Boto di Kabupaten Semarang Guyub Bantu Korban Musibah Puting Beliung
- 40 Calon Jemaah Haji Kabupaten Magelang Urung Berangkat
- Jelang Perayaan Natal, Taj Yasin Ungkap Pentingnya Toleransi