Akun Twitter Resmi Kedutaan Besar Inggris Menghilang Mendadak

Akun Twitter resmi Kedutaan Besar Inggris di Afghanistan menghilang dengan tiba-tiba pada Jumat (27/8). Tak lama setelah Inggris menyatakan operasi evakuasi mereka di Afghanistan telah berakhir.


RT melaporkan, akun yang dibuat pada tahun 2013 dan memiliki lebih dari 109.000 pengikut, tampaknya telah dinonaktifkan, membuat para pengguna online bingung karena pemerintah belum memberikan alasan untuk keputusan tersebut.

Dari pantauan redaksi, hingga Sabtu (28/8) akun dengan nama pengguna @UKinAfghanistan itu sudah tidak bisa diakses lagi.

Sejumlah warganet mulai berspekulasi atas 'hilangnya' akun resmi kedutaan Inggris tersebut.

Di antara mereka mengatakan itu mungkin dilakukan untuk menghapus data pada setiap warga Afghanistan yang mungkin telah berkolaborasi dengan pemerintah Inggris selama 20 tahun kehadirannya di negara itu. Sedangkan, lainnya berpendapat itu adalah tindakan keamanan.

Kedutaan baru-baru ini mengkhawatirkan keamanan mereka, setelah seorang jurnalis Times menemukan dokumen di kawasan diplomatik Kabul yang mengidentifikasi sejumlah staf Afghanistan di fasilitas itu, termasuk informasi kontak mereka.

Sementara juru bicara Kantor Luar Negeri, Persemakmuran dan Pembangunan Inggris (FCDO) menyatakan bahwa mereka telah melakukan segala upaya untuk menghancurkan materi sensitif, sementara beberapa dokumen masih utuh.

Penghapusan mendadak akun Twitter kedutaan terjadi tepat saat London mengakhiri misi evakuasi di Afghanistan, dengan Menteri Pertahanan Ben Wallace mencatat upaya tersebut telah memasuki tahap akhir pada hari Jumat dan bahwa tidak ada pengungsi tambahan yang akan diproses.

Ini sesuai dengan kesepakatan antara Taliban dan Joe Biden, yang menyatakan bahwa pasukan asing harus angkat kaki dari Afghanistan pada 31 Agustus 2021.

Wallace menyesalkan berakhirnya operasi evakuasi, dan menyuarakan penyesalan mendalam karena tidak semua orang dapat dievakuasi selama proses ini.

Wallace juga mencatat bahwa setidaknya masih ada sekitar 150 warga negara Inggris tetap berada di negara itu - meskipun beberapa tampaknya tinggal secara sukarela. 

Antara 800 hingga 1.100 warga Afghanistan yang bekerja bersama pasukan Inggris juga tidak akan bisa meninggalkan Afghanistan, tambah menteri itu.