Kader PDIP yang juga anggota Komisi II DPR RI, Riyanta, mengambil formulir pendaftaran bakal calon wakil gubernur (cawagub) untuk pilkada Jawa Tengah 2024, di DPD PDIP Jateng.
Didampingi istrinya, Nunung Haryati serta sejumlah pendukung, Riyanta datang ke sekretariat DPD PDIP Jateng di kompleks Panti Marhaen, Jl Brigjen Katamso Semarang, Kamis (23/5) sore.
Riyanta sendiri saat ini duduk di DPR RI Komisi II Daerah Pemilihan III (Grobogan, Blora, Rembang dan Pati), melalui pergantian antarwaktu (PAW) menggantikan H Imam Suroso yang meninggal dunia.
Alasan mendaftar sebagai bakal calon wakil gubernur, bukan calon gubernur, Riyanta mengatakan bahwa ada proses internal di partai PDIP yang berjalan, dan dia yakin Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri membmberikan restu dirinya mendaftar bacawagub.
Riyanta pun menyatakan tidak melamar ke parpol lain dalam pendaftaran bacawagub ini.
Ditanya alasannya ingin menjadi cawagub Jateng pada Pilkada 2024, alumnus Untag Semarang ini mengatakan sebagai politisi yang sudah berkarier hingga sampai DPR RI, dia ingin memberikan sumbangsih yang bermanfaat bagi daerahnya, Jawa Tengah.
Salah satu yang menjadi sorotannya adalah persoalan infrastruktur jalan di Jawa Tengah yang belum memadai, yang ingin dia perbaiki.
Apalagi kendaraan bermotor memberikan kontribusi besar bagi daerah, maka sudah selayaknya pembangunan infrastruktur jalan ditingkatkan, kalau perlu bukan jalan aspal, tetapi dicor beton.
"Saya kira kalau berbicara kekuasaan politik tingkat provinsi itu, yang paling utama ya bagaimana jalan jalan itu selesai. Kalau seorang calon gubernur seorang calon wakil gubernur muluk-muluk misalnya pengentasan calon kemiskinan ya kenyataan dari dulu sampai sekarang ya masyarakat bergerak sendiri. Nah oleh karena itu sebenarnya kalau melihat sumber potensi pendapatan daerah itu bersumber dari kendaraan bermotor, maka dari itu jalan jalan itu harus beres," kata Riyanta kepada wartawan, seusai mengambil formulir di lantai II Panti Marhaen.
Sedangkan hal lain menurut Riyanta adalah kerja kolektif, kerja bareng bersama masyarakat. Di antaranya mendorong ketrampilan calon tenaga kerja, serta membentuk jiwa-jiwa enterpreneurship (kewirausahaan) di kalangan generasi muda.
"Saya kira selama ini secara pribadi saya sudah bisa mendorong banyak kegiatan-kegiatan produktif. Seperti saya membangun lembaga bahasa Arab, Inggris, untuk menyiapkan tenaga-tenaga migran formal ke luar negeri. Dan ini manfaat. Dan saya mendorong adanya pengusaha-pengusaha baru dari teman-teman kalangan muda. Itu yang terpenting. Jadi kalau Bung Karno berbicara Tri Sakti, maka saya akan bicara kebangkitan pengusaha putra Indonesia," tandasnya.
- Hadi-Sugeng Siap Selesaikan Pembangunan di Grobogan hingga 100 Persen
- Survei Lingkar Indonesia: Salip Kaesang, Eko Suwarni Bacagub Jateng Favorit Ibu-ibu
- BAKN DPR RI Cek Hasil Penyertaan Modal Negara di KIT Batang Yang Nyaris Rp 1 triliun