Apotek: Obat Yang Hilang Di Pasaran Sebagian Besar Lewat Resep Dokter

Lucia, Asisten Apoteker Wahid di Jalan Jenderal Sudirman Salatiga, saat memberi penjelasan soal hilangnya ibat di apotek/RMOLJateng
Lucia, Asisten Apoteker Wahid di Jalan Jenderal Sudirman Salatiga, saat memberi penjelasan soal hilangnya ibat di apotek/RMOLJateng

Beberapa Apotek berskala besar di Salatiga mengakui, jika beberapa jenis obat-obatan yang 'hilang' atau kosong di pasaran saat ini sebagian besar berasal dari resep dokter.


"Beberapa jenis obat yang habis selama Covid-19 sekarang ini sebagian besar berasal dari resep dokter. Baik dokter keluarga atau pun Rumah Sakit (RS)," kata Lucia, Asisten Apoteker Wahid di Jalan Jenderal Sudirman (Jensud), Salatiga, Rabu (14/7).

Luci menyebutkan, pihaknya sudah berusaha order kepada sales obat namun hingga saat ini belum dapat dipenuhi.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Salatiga dr Zuraidah MKes membenarkan jika selama Covid-19 Jilid II ini banyak dokter memberikan resep dengan resimen obat yang mulai langka saat ini.

"Ada dokter-dokter tertentu yang memberikan resep dengan resimen itu. Obat pelega tenggorokan misalnya habis. Kan mereka itu jarang memiliki obat-obatan khusus namun fakta di lapangan habis," ungkapnya. 

Pangsa pasar saat ini, diakui Zuraidah, terjadi perubahan resimen.

"Tapi tadi kami tekankan untuk segera order dan apotek yang kita kunjungi sudah melakukan itu," paparnya.

Zuraidah juga menyayangkan masih banyak masyarakat menjadikan mitos obat-obatan tertentu sebagai penangkal Covid-19.

"Seperti obat cacing tadi, habis. Padahal itu obat cacing. Ini karena berkembangnya mitos-mitos di tengah masyarakat kita bisa menyembuhkan sakit inilah, sakit itulah," imbuhnya.

Disinggung apakah ada permainan dengan kosongnya obat-obatan di Apotek sehingga masyarakat kesulitan mendapatkan, ia enggan memberikan komentar.

Terkait kekosongan yang cukup lama ini, DKK Salatiga akan segera berkomunikasi dengan pihak distributor obat agar bisa memenuhi kebutuhan Kota Salatiga. [sth]