Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana, otoritas yang menangani pengelolaan Bendung Simongan Banjirkanal Barat, angkat bicara soal viralnya Bendung Pleret atau Bendung Simongan, Banjirkanal Barat, yang kini banyak dikunjungi remaja Kota Semarang untuk berselancar ria.
- DPU Kota Semarang Gercep Perbaiki Jalan Rusak Saat Banjir
- Tinjau Banjir Kaligawe, Mbak Ita Ingin Penanganan Maksimal
- Langkah Cekatan Pemkot Semarang Atasi Banjir di Genuk
Baca Juga
Kabid Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Alam BBWS Pemali-Juana, LM Bakti mengungkapkan adanya kekhawatiran atas keramaian tersebut. Mengingat kawasan Bendungan Plered bukan lokasi wisata, sehingga faktor keamanan yang ada, bukan merupakan faktor keamanan yang diadakan untuk kegiatan bermain atau wisata.
Atas kondisi itu pula, maka tidak ada yang bertanggung jawab apabila anak-anak itu dibiarkan bermain plosotan di Bendung Plered.
Demikian juga pada masyarakat yang berjubel di seluruh bagian kompleks bendungan Plered untuk menonton aksi plosotan, mengundang kekhawatiran tersendiri.
Sebab, warga yang menonton baik tua, muda maupun anak-anak berada di lokasi-lokasi berbahaya, yaitu di atas tanggul, di atas pintu air, dan di bantaran tepi aliran sungai yang dalam.
Pihaknya berharap agar warga bisa memahami hal tersebut, sehingga mengakhiri kegiatan bermain plosotan dan berhenti menonton.
"Mengingat lokasi tersebut bukan objek wisata, dan tidak ada yang bertanggung jawab atas kegiatan anak-anak tersebut," kata Bakti.
Secara hukum ada regulasi pelarangan beraktivitas di sungai, baik itu membuang sampah, membuang limbah, bermain, memancing, berenang, mandi, maupun merusak bendungan dan infrastruktur bendungan.
Pelanggaran atas pelarangan tersebut diancam pidana pasal 167 (1) KUHP, dengan hukuman 9 bulan penjara, pasal 389 KUHP dengan ancaman hukuman 2 tahun 8 bulan penjara, pasal 551 KUHP berupa ancaman denda.
Dari pantauan RMOLjareng.id, Rabu (17/7) sore, kawasan tersebut semakin ramai saja. Aksi plosotan yang awalnya viral di media sosial, memancing anak-anak remaja dari berbagai daerah di Kota Semarang untuk datang dan mencoba berseluncur di Bendung Plered Banjirkanal Barat.
Puluhan bahkan ratusan remaja berbasah-basah berseluncur di aliran air dengan kemiringan yang ditumbuhi lumut, sehingga memiliki kelicinan yang menyenangkan untuk berseluncur.
Sementara di lingkungan sekitar bendungan, baik di tepi Barat maupun Timur Sungai Banjirkanal Barat, penuh sesak oleh warga yang menonton.
Demikian juga parkir tiban ratusan, bahkan ribuan sepeda motor pengunjung memenuhi kawasan sebelah tepi Barat maupun Timur Sungai.
Sejumlah tokoh masyarakat sekitar nampak memantau aktivitas warga tersebut. Camat Semarang Barat, Elly Asmara, Lurah Ngemplaksimongan, Slamet Prasetyo, serta aparat Babinkamtibmas dan Babinsa nampak berada di lokasi.
Lebih lanjut Bakti mengatakan, bagaimanapun bermain di seputar Bendungan Plered adalah sangat berbahaya.
Bagi penonton rawan tercebur ke sungai yang dalam. Sedangkan bagi peseluncur, rawan cidera karena terjatuh akibat licinnya Plered.
Dari pantauan dan informasi yang dihimpun, hampir setiap hari selalu ada saja anak yang cidera akibat berseluncur di Plered.
Mulai dari dagu sobek, siku berdarah, kepala bocor, lutut lecet, atau sekadar memar kecil akibat terpeleset dan terjatuh.
Bakti mengatakan, pihaknya akan menerjunkan tim untuk secara persuasif mengajak tokoh masyarakat sekitar, guna menertibkan warga.
Selain itu, akan membatasi akses masuk ke bendungan Plered untuk menangkal kedatangan massa.
Selain itu, pihak BBWS sejatinya selama ini sudah menyediakan tempat bagi warga yang ingin menikmati keindahan seputar Bendung Plered, yaitu Taman Plered yang berada di sisi bawah (sebelah Utara) bendungan, tepatnya di pinggiran sebelah Utara Kali Banjirkanal.
Taman tersebut selama ini dijadikan ruang terbuka Hijau untuk warga berolahraga, atau sekadar duduk-duduk dan berjalan-jalan. Juga menjadi area favorit bagi warga untuk selfie.
"Apabila ingin berwisata, pihak BBWS sudah menyediakan tempat tersendiri, yaitu taman di bawah Plered Banjirkanal Barat," kata Bakti.
- DPU Kota Semarang Gercep Perbaiki Jalan Rusak Saat Banjir
- Tinjau Banjir Kaligawe, Mbak Ita Ingin Penanganan Maksimal
- Langkah Cekatan Pemkot Semarang Atasi Banjir di Genuk