Banjir Lumpur Terjang Celong, Diduga Imbas Proyek KIT

Diduga dampak proyek Kawasan Industi Terpadu (KIT) Batang, banjir lumpur terjadi di RT 02 RW 02 Dukuh Celong, Desa Kedawung, Kecamatan Banyuputih


Diduga dampak proyek Kawasan Industi Terpadu (KIT) Batang, banjir lumpur terjadi di RT 02 RW 02 Dukuh Celong, Desa Kedawung, Kecamatan Banyuputih

"Saya dari kecil tinggal di Celong, baru kali ini merasakan banjir lumpur," kata Kaliri, warga setempat, Sabtu (13/3).

Ia menjelaskan banjir hingga setinggi mata kaki di dalam rumah. Sedangkan, di luar rumah bisa mencapai selutut orang dewasa. Semua perabotannya terendam bahkan kulkas dan sepeda motor rusak.

Frengky, pemuda setempat, menjelaskan ada sekitar 18 rumah di Dukuh Celong yang menjadi korban dari banjir lumpur tersebut.

Banjir pada Jumat (12/3) malam hingga Sabtu (13/3) itu menjadi yang ketiga kalinya tahun ini.

"Pertama bulan Februari lalu, banjirnya parah, masuk ke dalam rumah. Sampai Pak Bupati turun langsung," tuturnya.

Banjir kedua hanya menggenangi jalan dan ketiga sangat parah karena lumpur masuk rumah.

"Madrasah hingga tempat peribadatan pun ikut terendam banjir lumpur itu," tuturnya.

Frengky mengatakan banjir lumpur itu merupakan imbas dari adanya proyek pembangunan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang. Lokasinya memang tidak jauh dari pemukiman warga.

"Yang jelas lumpurnya dari proses cut n fill yang sedang berjalan di KIT. Saat hujan, lumpur itu terbawa hingga ke pemukiman warga," katanya.

Ia mengatakan, warga meminta ppengelola KIT Batang dapat memperbaiki saluran irigasi atau anak sungai yang melintasi pemukiman warga.

"Entah diperlebar atau dibuatkan yang baru. Karena debit air bercampur lumpur dari proyek KIT sangat tinggi, tak sanggup lagi terbendung, sehingga meluap ke pemukiman warga," ujarnya.

Selain itu, warga meminta pihak KIT Batang untuk membersihkan sisa lumpur yang berserakan di jalan dan masuk dalam rumah. Warga meminta penggarap KIT stand by di pemukiman warga jika hujan turun.

"Karena sekarang jika hujan turun selama satu jam saja, banjir pasti melanda, dan lumpur pasti mengotori jalan dan rumah," tuturnyam

Ia minta pihak penggarap KIT tidak menunggu warga marah baru bergerak. Saat ini warga yang mayoritas pelaut merasakan dampak ekonomi.

"Para bakul ikan enggan masuk, karena mereka mengeluhkan akses jalan yang berlumpur seperti itu," katanya.