Keamanan siber menjadi salah satu poin utama ketika melakukan digitalisasi, termasuk ketika bank-bank saat ini berupaya mengadopsi layanan baru dari Bank Indonesia, BI-Fast Payment.
- Olimpiade Tokyo Terpaksa Ubah Jadwal Pertandingan Karena Gelombang Panas
- Kemenlu Cari Informasi WNI Terkait Ledakan Bom Filipina
- Sederhana, Pewaris Tahta Belanda Putri Mahkota Amalia Rayakan Ulang Tahun Ke-18
Baca Juga
Bank-bank sendiri meminta masyarakat tidak perlu khawatir karena pihaknya terus berupaya meminimalkan risiko keamanan, dikutip dari Kantor Berita RMOL.
Bahkan Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menuturkan, keamanan sudah menjadi pertimbangan utama ketika sebuah gagasan muncul, termasuk ketika mendesain layanan dan aplikasi.
Sejak awal kita menjalankan keamanan, dari desain kita pikirkan keamanan, kita adakan penetration test, baik sebelum lauch maupun regular," ujarnya dalam webinar Infobank bartajuk "Membangun Ekosistem Pembayaran Digital Menyongsong BI Fast" pada Selasa (3/8).
Selain itu, langkah "authentification" saat transaksi hingga monitoring transaksi yang tidak biasa juga terus dilakulan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Sepakat dengan komentar tersebut, EVP for Application Management & Operation Bank BRI I Nyoman Sugiriyasa menyebut tantangan keamanan siber harus dihadapi sejak awal.
"Bagaimana me-manage solusi dari awal. Aspek keamanan itu kan dari awal, bukan akhir," jelasnya.
Selain itu, ia juga menyebut, modus kejahatan juga akan terus berkembang, sehingga inovasi solusi juga perlu dilakukan secara cepat dan aman.
- Kim Jong Un Nilai Covid-19 Tidak Kalah Menantang dari Perang Korea
- Bintang Hollywood Evangeline Lilly Terancam Dipecat Marvel Studios karena Menentang Wajib Vaksin
- Gara-gara Lockdown, Filipina Rugi Rp 42,7 Triliun Setiap Pekan