Ketua Kelompok Difabel Harapan Mandiri Salatiga (KDHMS) Ngatimin mengungkap tabir yang mengejutkan terkait vaksin bagi kaum difabel di Salatiga.
- Bantu Atasi Penyakit Gudik, Tim Dosen Farmasi UMKU Tularkan Resep Rahasia
- Waspada! Hepatitis Pada Anak Bisa Sebabkan Kerusakan Hati
- BPJS Kesehatan Buka Loket Pelayanan dan Portal Quick Response di RSUD Moewardi Surakarta
Baca Juga
Ia menyebutkan, fakta dilapangan batu 30 persen warga difabel di Salatiga yang sudah vaksin.
"Secara umum, warga difabel di Salatiga saat ini kurang lebih ada 1000-an termasuk dalam Paguyupan KDHMS. Dari jumlah itu, kurang lebih baru 30 persen saja yang telah divaksin," tandas Ngatimin, Minggu (15/8).
Ia pun menyayangkan, setiap penyelenggaraan vaksinasi baik dari pemerintah mampu pihak perorangan/ kelompok masyarakat, minim tersentuh hingga ke warga difabel.
Bukan tanpa alasan Ngatimin memiliki pendapat seperti itu. Diakuinya, setiap penyelenggaraan vaksinasi sejak pertama kali program tersebut digencarkan pemerintah, minimnya informasi menjadi kendala utama.
"Kami warga yang penuh keterbatasan. Sehingga, terkadang ketinggalan informasi. Sementara, informasi penyelenggara tidak menyentuh sampai ke lini terkecil kalangan seperti kami ini," terangnya.
Tak hanya itu. Kendala sarana prasarana serta akomodasi menjadi persoalan utama yang tidak bisa diabaikan. Pasalnya, selama ini diakui Ngatimin saat ada informasi vaksin disatu titik warga difabel yang tidak mampu baik secara fisik atau pun akomodasi hanya bisa gigit jari.
"Begitu juga kalau ada informasi vaksin, jangan dadakan. Besok vaksin kami diberi undangan hari ini jelas gelagapan. Kami bukan orang normal bisa seketika datang, tapi kami butuh persiapan," imbuhnya.
Ia berharap, suara jerit hati difabel ini bisa diakomodir oleh pihak-pihak pengambil kebijakan khusus Wali Kota Salatiga, Dinas Kesehatan Kota Salatiga hingga anggota DPRD Salatiga.
Dalam kesempatan itu, Ngatimin juga mengimbau agar warga difabel Salatiga tidak perlu takut untuk divaksin.
"Jangan takut dulu, jangan menelan mentah-mentah informasi dampak setelah divaksin. Contohnya saya, setelah dua kali sehat-sehat saja. Yeng penting sampaikan apakah ada riwayat sakit kepada petugas sebelum divaksin," pungkasnya.
- Dukung Pemerintah, Majelis Nuruddin 8642 Jepara Gelar Vaksinasi Booster
- Vaksinasi BIN Menyisir Anak dan Lansia ke Desa-desa
- Kebut Vaksinasi Anak, Binda Jateng Buka Sentra Vaksi di MI Muhammadiyah Batang