- BPJS Ketenagakerjaan Bidik Jamsos untuk Pengurus dan Petugas Gereja di Sukoharjo
- Naikkan Harapan Hidup, Puskesmas Tulis Ajak Puluhan Lansia Berpenyakit Kronis Rutin Senam
- Sido Muncul Berikan Bantuan Rp 400 juta untuk Operasi Bibir Sumbing di RS Pantiwilasa dr. Cipto Semarang
Baca Juga
Serangan wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) kini mengintai ribuan nyawa masyarakat di Kabupaten Jepara.
RSUD Raden Ajeng Kartini Jepara pun sudah mengalami lonjakan pasien penderita DBD yang signifikan dalam beberapa bulan terakhir.
Peningkatan jumlah pasien DBD yang harus dirawat inap di RSUD ini, memaksa sebagian pasien harus menjalani perawatan sementara di ruang IGD karena ruang perawatan penuh.
Dari data RSUD Raden Ajeng Kartini, jumlah pasien DBD yang telah menjalani perawatan mencapai 100 orang.
Untuk pasien yang masih berada di ruang IGD sebanyak 10 orang. Tragisnya lagi, mayoritas penderita DBD merupakan kalangan usia anak-anak.
Tentu saja kondisi itu membuat prihatin Pj Bupati Jepara Edy Supriyanta. Ia mengaku bahwa penyebaran DBD di Jepara terjadi sejak awal Januari lalu dan hingga akhir Februari ini makin meluas.
Terhitung sejak awal Januari hingga Februari, kata Edy Supriyanta, penderita DBD di Jepara mencapai 553 pasien.
Sebanyak 70 pasien masuk kategori bahaya, karena mengalami dengue syok syndrome usai terjadi komplikasi infeksi DBD yang memiliki resiko kematian yang tinggi.
Dari 553 penderita DBD itu, sebanyak 12 pasien dinyatakan meninggal dunia. Sebagian besar dari pasien meninggal dunia merupakan kalangan usia anak-anak, akibat imunitas tubuh yang lemah.
Sementara itu, Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Jepara, Eko Cahyo Puspeno langsung bergerak cepat melakukan penyemprotan fogging di permukiman warga ditemukannya penderita DBD.
”Tindakan fogging ini sebagai antisipasi meluasnya DBD, karena mampu membasmi induk nyamuk aedes aegypti dewasa. Saat ini Jepara berstatus tanggap darurat DBD,” ucapnya kepada wartawan.
Eko Cahyo Puspeno mengakui bahwa status tanggap darurat telah ditetapkan sejak Selasa (27/2). Namun karena Pj Bupati Jepara sedang berada di luar kota, penandatanganan surat tersebut dilakukan, Rabu (28/2).
Kini jumlah kasus DBD dari hari ke hari terus meningkat di Jepara. Hal itu juga diperparah dengan banyaknya pasien yang meninggal dunia. Diketahui, sepanjang dua bulan ini, sudah ada 12 orang yang meninggal dunia akibat DBD.
Menurut Eko, jumlah keterisian kamar di rumah sakit milik Pemkab Jepara nyaris penuh. Sedangkan kamar rawat inap di seluruh Puskesmas di Jepara juga sudah penuh.
”Kasusnya semakin meningkat. Ditambah tingkat kematiannya juga tinggi. Ini menjadi tugas kita bersama,” jelas Eko.
Melihat tingginya angka penderita DBD, Pemkab Jepara mengimbau seluruh kalangan masyarakat untuk turut dalam pencegahan penyakit DBD.
- Pemkab Karanganyar Terima 3000 Dosis Vaksin PMK Tahap Pertama
- Pemkot Bantu Vaksin Pekerja di Solo Ber-KTP Luar Daerah
- Pengidap TBC di Karanganyar Capai 487 Orang