Hasil exit poll pemilu Israel pada Selasa (1/11) menunjukkan bahwa mantan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah memenangkan cukup kursi untuk kembali berkuasa.
- Peringati 80 Tahun Konferensi Wannsee, Jerman dan Israel Kecam Penyangkalan Holocaust
- Dua Pelancong Prancis Ditangkap Aparat Brasil Karena Nekat Nongkrong di Atas Patung Yesus
- Petani Opium Afghanistan Merana Karena Taliban Janji Hentikan Produksi Narkotika
Baca Juga
Meski hasil tersebut masih bersifat awal dan dapat berubah, tetapi banyak yang mempekirakan bahwa ini adalah kemenangan pria yang pernah memerintah Israel selama 12 tahun, dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL.
Pemilihan Selasa, yang kelima sejak 2019, adalah referendum terhadap Netanyahu, yang dikhawatirkan oleh para kritikus bahwa kemenangannya akan memberdayakan ultranasionalis sayap kanan, sementara sebagian lain berharap kemenangan 'Bibi" akan menandai akhir dari krisis politik yang telah melumpuhkan negara itu.
Menurut beberapa kelompok, pemilihan pada Selasa adalah "kelelahan pemilu," tetapi hasil laporan justru menunjukkan jumlah pemilih menjadi yang tertinggi sejak 1999.
Hasil exit poll ini kemungkinan akan mengakhiri jabatan perdana menteri singkat Yair Lapid, yang menengahi koalisi yang menggulingkan Bibi pada 2021.
"Kami hampir meraih memenangkan besar," kata Netanyahu kepada pendukungnya di Yerusalem, Rabu pagi (2/11), seperti dikutip dari Times of India.
Netanyahu, yang saat ini berusia 73 tahun, adalah salah satu tokoh politik paling kontroversial Israel. Ia adalah pedana menteri terlama Israel dan diadili atas tuduhan korupsi yang ia bantah.
Kampanye pemilihan Israel telah berjalan sejak beberapa minggu setelah konflik singkat dengan kelompok Jihad Islam di Gaza pada Agustus. Kampanye diwarnai dengan meningkatnya kekerasan di Tepi Barat yang diduduki, dengan serangan tentara Israel hampir setiap hari.
Seorang analis politik Marwan Bishara mengatakan, jika Netahanyu memenangkan pemilihan, tidak akan ada proses perdamaian yang bergerak maju sama sekali dengan Palestina.
“Dan tidak akan ada solusi dua negara dan tidak akan ada penarikan dari wilayah pendudukan,” katanya.
- Istri Capres Oposisi Korsel Dihantam Isu Palsukan Resume untuk Melamar Kerja
- Teguh Santosa Dorong Jokowi Angkat JK Jadi Special Envoy Urusan Afghanistan
- Jurnalis Ternama Turki Diseret ke Meja Hijau karena Diduga Hina Erdogan