Berdayakan Anak Muda Desa, Putra Purbalingga Raih Penghargaan TOYP 2022

Hardika Dwi Hermawan, S.Pd., M.Sc.ITE (30), putra daerah Kabupaten Purbalingga asal Desa Cipaku, Kecamatan Mrebet meraih penghargaan Ten Outstanding Young Person (TOYP) in Indonesia 2022.


Pemuda kelahiran 21 Agustus 1992 ini, menjadi pemenang kategori Voluntary Leadership atau Kepemimpinan Kemanusiaan dan Voluntarism. 

"Saya meraih penghargaan TOYP kategori Kepemimpinan Kemanusiaan dan Voluntarism (Voluntary Leadership). Karena memang TOYP ini memilih mereka yang memiliki pengaruh dan dampak sesuai dengan bidangnya. Dedikasi dan integritas terhadap isu anak muda, kemanusiaan dan kesukarelawanan bagi pengembangan desa," ungkap Hardika, Kamis (13/10).

Malam penganugerahan 10 pemuda luar biasa Indonesia (TOYP) tahun 2022 dilaksanakan di Hotel Royal Ambarukmo, Sabtu (8/10). Pada malam penganugerahan itu, Junior Chamber International (JCI) memilih 10 anak muda berprestasi berusia di bawah 40 tahun.

Mereka adalah anak-anak muda yang menjalankan misi dengan cara luar biasa. Sebagaimana tujuan penghargaan tersebut, yakni mengangkat status pemimpin yang bertanggung jawab secara sosial di dunia.

Acara yang digelar oleh JCI itu merupakan acara tahunan dan penganugerahan ini tidak hanya di Indonesia, namun juga di negara-negara lain di Dunia.

JCI sendiri merupakan organisasi nasional pemuda non-politik dan non-sektarian, bagian dari organisasi kepemudaan internasional terbesar di dunia yang berafiliasi pada PBB, Junior Chamber International. Organisasi ini merupakan komunitas internasional berusia antara 18 sampai 40 dengan maksud dan tujuan untuk menciptakan perubahan positif di seluruh dunia.

Hardika terpilih atas dedikasi dalam mengembangkan social and grassroot movements. Dengan mendirikan dan mengembangkan Yayasan Desamind Indonesia Foundation (DIF) yang bergerak sebagai partner masyarakat desa dalam bidang pendidikan dan sosial (kemanusiaan, ekonomi, dan lingkungan). Yayasan ini mendorong lahirnya local heroes bagi pengembangan desa yang berkompetensi global dan berpemahaman akar rumput.

"Yayasan ini saya dirikan bersama empat teman. Sekarang sudah menjangkau lebih dari 15 ribu masyarakat desa di seluruh Indonesia. Dan memiliki chapter-chapter di berbagai penjuru tanah air," ujar Hardika yang kini dosen Pendidikan Teknik Informatika dan Kepala Bagian Perpustakaan & Pusat Layanan Digital, UMS ini.

Menurutnya, masa depan suatu desa ada pada anak mudanya. Sementara melihat kondisi saat ini banyak anak muda yang kesusahan untuk menjadi local heroes di desanya sendiri. Inilah yang melatarbelakangi Hardika dalam menyuarakan pemuda sebagai aktivis di desa.

Mantan penerima beasiswa penuh luar negeri dari Pemerintah Indonesia ini berharap dirinya bisa terus mengajak dan memberdayakan banyak anak muda untuk menjadi cahaya bagi desanya. 

"Jadi tidak hanya bisa menjadi aktivis di kampus, tapi juga menjadi aktivis di desa," tegasnya.

Melalui program-program yang dikembangkan di yayasan DIF, Hardika berharap dapat menjadi jembatan bagi banyak muda. 

"Agar tercipta pemimpin yang inspiratif, kontributif, berkompetensi kelas dunia, dan berpemahaman akar rumput yang kuat," harap Hardika.