Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Tengah menggandeng Rahmad Handoyo, anggota Komisi IX DPRRI dan DP3AP2KB Kota Surakarta melakukan sosialisasi cegah stunting.
- Gus Nabil Sebut Percepatan Vaksin Berbasis Desa Lebih Efektif
- Tuti Roosdiono Minta Pemerintah Antisipasi Anggaran Cadangan Penanganan Covid-19
Baca Juga
Rahmad Handoyo mengingatkan kembali kepada para peserta sosialisasi, akan pentingnya mencegah resiko stunting.
"Karena ini merupakan gerakan bersama, jadi mencegah stunting itu tugas kita semua, tidak hanya Komisi IX saja, tidak hanya BKKBN saja, namun tugas kita semua," kata Rahmad saat melakukan sosialisasi di Kelurahan Pasar Kliwon, Solo, Sabtu (2/9).
Sekitar 300an peserta dari petugas KB, kader penggerak PKK, Ketua RT, dan tokoh masyarakat mengikuti sosialisasi dengan tema 'Promosi dan Komunikasi Edukasi Informasi (KEI) Program Percepatan Penurunan Stunting Bersama Mitra Kerja'.
"Sosialisasi mencegah stunting harus dibarengi dengan edukasi cara mengolah makanan yang baik dan benar, agar nutrisinya tidak rusak," kata Rahmad Handoyo, anggota DPRRI dari Dapil V Jateng ini.
Kabid Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Jateng, Agus Pujianto menambahkan, peran ibu-ibu atau bapak ikut program KB, juga salah satu pencegahan stunting.
"Karena dengan ber-KB, bisa menurunkan angka kematian pada ibu, angka kematian pada bayi, bisa menurunkan kemiskinan ekstrim, karena semua bisa terencana dengan baik," kata Agus.
Sosialisasi ini juga wajib diketahui oleh para remaja atau usia-usia menjelang pernikahan. Usia ideal pengantin wanita, minimal 21 tahun, dan calon pengantin pria berusia 25 tahun. Apabila belum cukup umur, namun sudah menikah, bisa dicegah dengan menunda kehamilan dulu.
Dalam program percepatan pencegahan stunting ini, BKKBN ditunjuk Presiden RI sebagai koordinator percepatan penurunan angka stunting, sudah membentuk tim pendamping keluarga.
Tim pendamping keluarga (TPK) terdiri dari tiga unsur yaitu anggota PKK, bidan, dan kader ini, bertugas mendampingi keluarga mempunyai anak stunting.
Selain itu, tugas lainnya juga mencari ibu-ibu hamil masih butuh bantuan tercukupinya asupan nutrisi. Selain itu juga mencari Bapak atau Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) bersedia membantu terpenuhinya makanan sehat untuk anak stunting.
Kepala DP3AP2KB Kota Surakarta, Purwanti menambahkan, stunting itu bukan penyakit, sehingga bisa dicegah.
"Stunting itu bukan penyakit, sehingga bisa dicegah. Bagaimana cara mencegah? Harus cukup asupan gizi dan nutrisinya sejak bayi dalam kandungan, sampai berumur dua tahun," jelas Purwanti.
Purwanti melanjutkan, dalam usia seribu hari sejak dalam kandungan, adalah masa pertumbuhan emas bagi seorang bayi.
Diketahui di Pasar Kliwon masih ada tujuh anak stunting, sehingga masih membutuhkan penanganan serius bersinergi dengan banyak pihak untuk menuju zero stunting.
- Gus Nabil Sebut Percepatan Vaksin Berbasis Desa Lebih Efektif
- Tuti Roosdiono Minta Pemerintah Antisipasi Anggaran Cadangan Penanganan Covid-19