Bulu Creative Hub Jadi Ajang Pulihkan Ekonomi Pelaku Usaha Kreatif

Pemerintah kota Semarang terus berupaya menunjukkan keberpihakannya pada pelaku usaha. Terbaru, Kamis (29/12) Pemkot Semarang melaunching Bulu Creative Hub yang diproyeksikan akan menjadi pusat aktivitas para pelaku usaha kreatif yang ada di kota Semarang. Peresmian Bulu Creative Hub sendiri dilakukan oleh Pelaksana tugas atau Plt. Wali kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu.


Bulu Creative Hub. merupakan wujud komitmen Pemkot Semarang untuk mensupport dan memfasilitasi pengusaha, pedagang, dan pelaku usaha dan industri kreatif terutama anak muda untuk terus berkarya. Bulu Creative Hub itu sendiri merupakan tempat kedua yang diresmikan setelah sebelumnya ada Semarang Creative Hub yang terletak di kawasan Kota Lama Semarang.

“Saat Pak Hendi menjabat wali kota Semarang, tetapi masih diurus dari masalah pengelolaannya, siapa yg kompeten mengelola, akhirnya pada hari ini diselesaikan gitu ya bisa terealisasi. Bersama-sama disupport dan dibantu dengan timnya Mas Asmoroso, kita uji coba trial error karena kalau kita nggak coba jalan ya nggak jalan-jalan gitu ya,” kata Ita, sapaan akrab plt. Wali kota Semarang.

Pasar Bulu yang berdiri sejak tahun 1930-an, kemudian direvitalisasi pada tahun 2012-2015 dengan tujuan menunjang potensi wisata yang lokasinya tidak jauh dari Pasar Bulu, seperti Lawang Sewu, Tugu Muda, Museum Mandala Bhakti. Pasar Bulu dirancang sebagai pusat kuliner dan belanja. Menilik sejarah Pasar Bulu tersebut, maka menjadi sebuah tantangan untuk dapat membangkitkan kembali ekonomi pasar setelah revitalisasi dari mati suri.

Ita berharap Bulu Creative Hub dapat menjadi jujukan para wisatawan untuk belanja oleh-oleh khususnya yang berupa cinderamata. Nantinya, Bulu Creative Hub akan menjual produk makanan, fesyen, hingga souvenir dari para pelaku ekonomi kreatif di Kota Semarang. 

“Ini sudah sangat bagus karena pertama letaknya strategis kemudian yang kedua dari para pelaku usaha atau ekonomi kreatif juga sangat luar biasa. Tidak ada hasil produknya ini tidak umum gitu ya (unik). Karena selama ini wisatawan itu susah mendapatkan barang-barang (cinderamata atau souvenir) untuk dibawa pulang kalau mungkin kuliner gampang Teman-teman ini mencoba untuk mengenalkan (produk-produk industry kreatif sebagai souvenir),” beber Ita.

Meski demikian, Ita mengakui bahwa masih banyak yang perlu dikembangkan dari Bulu Creative Hub. Dirinya mengajak perusahaan-perusahaan untuk dapat menyalurkan dana CSR-nya untuk pengembangan Bulu Creative Hub. Menurutnya, dibutuhkan peran serta dari berbagai pihak agar Bulu Creative Hub bisa sesukses Pasar Santa Jakarta dan The Hallway Space Pasar Kosambi yang menjadi jujukan proyek ini.

“Kami dengan teman-teman mencoba untuk mengenalkan, bagaimana Bulu Creative Hub ini diberanikan untuk terealisasi (efektif) di 2023. Kemudian mengajak mereka yang mempunyai anggaran CSR untuk bersama melakukan make over. Karena dari sisi bangunannya sudah bagus tapi dari sisi interiornya dan kenyamanannya masih kurang. Ini membutuhkan usaha lagi untuk menarik minat utamanya anak anak muda,”pungkasnya.