Cerita Pilu Korban Banjir Dinas Indah, Perabotan Baru Beli Rusak Lagi

Warga Perumahan Dinar Indah, Semarang terpaksa merelakan barang barang elektronik yang baru dibelinya kembali rusak.


Salah seorang warga Perum Dinar Indah, Margiyanti (40) mengatakan, meski sudah memiliki CCTV untuk melihat pergerakan air di Kali Pengkol, dia hanya bisa menyelamatkan barang-barang yang dianggapnya sangat penting.

"Iya sudah ditaruh barangnya di tempat lebih tinggi. Tapi kan enggak tahu ketinggiannya sampai berapa jadi tetap saja kena," ujarnya, Selasa (21/2).

Di hari ketiga paska banjir bandang pada Sabtu (18/2) lalu, Margiyanti bersama puluhan warga lainnya tengah membersihkan rumahnya dari lumpur. 

Dia mengeluhkan banyaknya barangnya yang rusak, padahal baru dibelinya paska banjir bandang bulan lalu.

Terlebih, ada beberapa barang yang baru dibeli karena sebelumnya rusak pada banjir besar 6 Januari lalu.  

"Kipas angin baru beli, kasur baru, magic com, itu rusak lagi," katanya. 

Margiyanti, memang sudah mengungsi sewaktu air mulai naik. Sebab dia masih trauma karena saat banjir sebelumnya air masuk ke permukiman dengan sangat cepat. 

Minggu ini saja, tercatat dia sudah mengungsi 4 kali. Namun, 3 banjir sebelumnya air tidak masuk ke dalam rumahnya dan surut setelah beberapa saat. 

"Karena ada CCTV, kalau hujan kita pasti pantengin CCTV. Air naik sudah ngungsi, kalau nunggu meluap ya kita kaya kemarin lagi, Januari kan banyak yang masih di rumah," ujarnya. 

Hal yang sama juga dikeluhkan Yoyok (40) yang rumahnya berada paling dekat dengan tanggul. Banyak barang-barangnya kembali rusak padahal baru dibeli. 

"Ya kasur tuh baru beli kena lagi, Januari kemarin kan kena lagi, ya macem-macem, Baju juga beberapa baru beli kena lagi, seragam sekolah juga gitu," ujarnya. 

Namun, dia tak mempersoalkan masalah itu. Menurutnya yang menjadi masalah adalah rasa trauma yang terjadi pada anak-anak. 

"Kalo materi itu pasti, tapi yang masalah itu shock, Anak-anak kecil gini kan kalau hujan mesti banjir, nggak kuat hatinya," jelasnya. 

Baik Margiyanti dan Yoyok sudah berharap ada solusi jangka panjang terkait masalah banjir ini. Keduanya tak masalah jika ada relokasi asal jangan di rumah susun. 

"Harapannya sih kalau jangka pendeknya sih tanggul dikuatkan, kalau jangka panjangnya sih ada program bedol desa atau relokasi," katanya.