Cuaca Buruk Dan Ombak Tinggi, Nelayan Tambak Lorok Hentikan Melaut Seminggu Ini 

Sudah Seminggu Ini Nelayan Tambak Lorok Berhenti Melaut Akibat Cuaca Buruk, Kamis (21/03). Dicky A Wijaya/RMOLJateng
Sudah Seminggu Ini Nelayan Tambak Lorok Berhenti Melaut Akibat Cuaca Buruk, Kamis (21/03). Dicky A Wijaya/RMOLJateng

Cuaca buruk berhari-hari selama seminggu terakhir ini tak hanya menyebabkan banjir di Kota Semarang, tetapi dampaknya juga dirasakan para nelayan pesisir Tambak Lorok. Mereka tak bisa melaut karena khawatir ombak tinggi membahayakan keselamatan. 


Sudah seminggu lebih, para nelayan berhenti tidak melaut. Akhirnya, mereka menunggu sampai cuaca aman dengan memilih bersandar untuk lakukan perbaikan alat-alat nelayan dan perahu. 
Bagi nelayan Tambak Lorok, tidak melaut sementara waktu demi keselamatan akibat badai selalu diutamakan ketimbang mereka bertaruh nyawa ditambah jumlah tangkapan didapatkan juga tak seberapa turun drastis sulit mendapatkan ikan. Terlebih, pesisir Tambak Lorok juga terkena banjir parah bersamaan wilayah lain di Kota Semarang minggu lalu. 
Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Kota Semarang, Slamet Ari Nugroho, mengatakan, jika cuaca buruk berhari-hari para nelayan berhenti total tidak berani melaut khawatir ombak berbahaya bagi keselamatan mereka. Aktivitas melaut, digantikan dengan mempersiapkan segala peralatan agar bisa siap digunakan lagi melaut sambil menunggu cuaca bagus. 
"Seminggu ini tidak bisa melaut karena cuacanya buruk. Badai dan hujan deras sehingga tidak aman, apalagi juga Tambak Lorok kebanjiran minggu lalu dan parah rumah-rumah terendam banjir semua. Sandar kapal-kapal perahu nelayan, dipinggirkan ke dermaga yang aman karena angin kencang mengakibatkan ombak tinggi agar tidak rusak," ucap Slamet, Kamis (21/03). 
Selama Ramadhan ini, nelayan di Tambak Lorok juga mengurangi melaut karena permintaan ikan yang turun dibandingkan dengan sebelum puasa. Para nelayan untuk melaut juga menyesuaikan bila pasar ikan bagus, maka akan sering berlayar mencari tangkapan. 
Permintaan ikan laut saat ini tak seperti akhir tahun. Slamet menyebut, tangkapan ikan selama bulan Februari-Maret tidak bagus karena cuacanya sulit diprediksi. Nelayan pun mengurangi melaut demi menghemat operasional agar tak rugi karena tangkapan didapatkan sedikit. 
"Melaut paling kalau bukan Maret-April seminggu atau dua minggu baru berangkat. Tangkapan didapat tak sebanyak akhir tahun, jadi mereka berhenti sementara juga demi menekan pengeluaran operasional untuk melaut lagi bila cuaca aman atau bulan berikutnya," kata Slamet.