Pemerintah Desa Pranan, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo akhirnya merealisasikan pembangunan pasar yang sudah diidam-idamkan sejak lama.
- Lindungi Daya Saing, Indonesia-India Jalin Kerjasama Industri Kelapa Sawit
- Pelatihan Keterampilan Dinnakerind Demak, Mudahkan Masyarakat Pencari Kerja
- Banjir Rob, Pertamina Pastikan Distribusi BBM dan LPG Tetap Normal
Baca Juga
Pasar ini dibangun diatas tanah kas desa seluas 3.400 m². Lokasinya cukup strategis di pinggir Jalan Telukan-Ngombakan tak jauh dari balai desa setempat. Hebatnya lagi, 50 persen dari kios yang ada di pasar itu, sudah laku terjual.
Realisasi pasar desa sentra yang menjadi buah buahan tersebut ditandai dengan peletakan batu pertama yang dilakukan Camat Polokarto Hery Mulyadi dan Kepala Desa Pranan Jigong Sarjanto, Rabu (29/11).
"Masyarakat sangat antusias dengan pasar ini, rencana 55 kios sudah laku 27 unit, tersisa 18 unit. Kemudian, untuk oprokan atau los tersedia 42 unit, sudah terjual 14 unit, tersisa 28 unit. Total penjualan sampai hari ini sudah 52 persen," kata Sarjanto.
Lebih lanjut dikatakan Sarjanto, diperkirakan pembangunan pasar tersebut akan menelan anggaran Rp 2,5 milyar yang sebagian besar anggaran diambil dari swadaya masyarakat penyewa kios.
Meski begitu, ada juga anggaran dari Bantuan Provinsi Jawa Tengah Rp 175 juta. Pembangunan ditargetkan akan selesai dalam waktu 8 sampai 12 bulan.
"Itulah kenapa pasar harus dibangun tahun ini, karena kita harus melaporkan bantuan itu ke Provinsi tahun ini juga," katanya.
Sarjanto menyebut, pasar desa ini akan menjual semua jenis kebutuhan masyarakat. Namun, tetap akan mempertimbangkan kondisi pasar kedepan. Tapi tidak menutup kemungkinan akan menjadi Pasar Buah, karena Pranan ini adalah desanya para saudagar buah.
Pada kesempatan tersebut, Camat Polokarto Hery Mulyadi usai melakukan peletakan batu pertama pembangunan Pasar Desa Pranan mengatakan bahwa masih banyak desa yang belum memiliki pasar desa.
Meskipun tidak wajib, Hery mendorong desa untuk membangun pasar jika untuk meningkatkan perekonomian warga masyarakat.
"Membangun pasar desa itu tidak wajib. Namun, jika masyarakat menghendaki, dan itu bisa meningkatkan perekonomian masyarakat silahkan dibangun. Desa mempunyai kewenangan sendiri. kami mengapresiasi semangat warga Pranan untuk membangun pasar," kata Hery Mulyadi.
- PT KAI Daop 6 Imbau Masyarakat Tidak Beraktivitas di Area Jalur KA
- Beras Capai Rp20 Ribu Per Kilogram, Disdag Kota Semarang Siapkan Upaya Stabilkan Harga
- Mbak Ita: Gebyar 10 Program Pokok PKK Mijen, Lambang Keguyuban dan Ketahanan Pangan Warga