Dewan Minta Kesejahteraan Tenaga Ambulan Lebih Diperhatikan

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang diminta untuk bisa lebih memperhatikan kesejahteraan tenaga ambulan baik ambulan hebat maupun ambulan siaga, terutama dalam hal kebutuhan honor.


Hal ini diungkapkan oleh Ketua Komisi D DPRD Kota Semarang, Swasti Aswagati. Ia memaparkan jika saat ini anggaran horor tenaga ambulan tersebut baru dianggarkan hingga bulan Agustus 2022 saja. Pihaknya meminta agar Dinas Kesehatan bisa memenuhi anggaran honor tersebut hingga akhir tahun 2022.

Hal ini ia sampaikan mengingat keberadaan tenaga ambulan terbilang sangat penting dalam melayani kegawatdaruratan bagi warga yang membutuhkan. Tak dipungkiri pula, selama masa pandemi, perjuangan tenaga ambulan ini begitu besar dalam upaya menjemput pasien Covid-19.

"Ambulan hebat penting, jangan sampai yang bersifat kegawatdaruratan itu tidak diperhatikan. Ambulan hebat itu kan kebutuhan masyarakat. Kalau tidak ada (tidak dianggarkan), nanti pelayanan terdampak," kata Asti, sapaan akrabnya, Selasa (19/7).

Sekretaris Komisi D DPRD Kota Semarang, Anang Budi Utomo menyampaikan saat ini Dinkes sendiri memiliki tujuh ambulan hebat dan delapan ambulan siaga. Ia bercerita, ambulan hebat ini awalnya dibentuk untuk pelayanan penjemputan ibu hamil saat hendak periksa atau pertolongan lainnya. Sementara untuk ambulan siaga difungsikan mengantar warga yang sakit untuk menuju fasilitas kesehatan. 

"Begitu Covid-19, jadi ambulan Covid-19 semua, melayani kegawatdaruratan," bebernya.

Meski demikian, kedua ambil ikan ini memiliki peran penting sehingga tenaga yang dipakai untuk berperan didalamnya harus benar-benar berkompeten. Dengan demikian nantinya ambulan siaga dan ambulan hebat bisa menjadi layanan home care bagi masyarakat Kota Semarang.

"Karena tenaga ambulan hebat bagus, warga yang sakit bisa dilakukan pengobatan, tidak perlu dibawa ke rumah sakit. Jadi, pemerintah bisa menyediakan home care bagi masyarakat. Maka dari itu, kami dorong nakesnya. Syukur-syukur bisa terentaskan menjadi P3K," harapnya. 

Anang mengatakan jika nantinya ada nakes ambulan hebat yang mundur atau keluar dari pekerjaannya sebagai non ASN, pihaknya pun tidak mempermasalahkan. Namun, jangan sampai pemerintah menghentikan mereka karena honor belum teranggarkan. Dia meminta Dinkes menganggarkan honor tenaga ambulan hebat hingga akhir 2022. 

"Kalau ada yang mundur, kami senang, dalam artian mereka punya pekerjaan pilihan yang lebih baik. Tapi, jangan sampai pemerintah menghentikan," ungkapnya. 

Sementara itu, Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinkes Kota Semarang, Nugroho Edy Riyanto mengatakan, penganggaran honor tenaga ambulan hebat masih menggunakan anggaran 2022. Penganggaran masih berjalan untuk tujuh ambulan hebat dan delapan ambulan siaga. 

Meski demikian, Nugroho mengaku memang ada beberapa pengurangan tenaga ambulan. Ia menyebut dari sekitar 200 tenaga, ada sekitar 10-15 tenaga yang mengundurkan diri. Pihaknya akan segera mencari penggantinya agar pelayanan ambulan hebat bisa maksimal. 

"Ada beberapa yang resign. Kalau ada yang mengundurkan diri, kami disarankan mencari tenaga pengganti," tandasnya.