Pertamina terus berkomitmen melakukan transisi energi, diantaranya dengan program diversifikasi penggunaan BBM ke gas sektor transportasi.
- Jelang Pilwakot Semarang, Iswar Aminuddin-Ade Bhakti Makin Mesra
- Masih Ada Kendala Pembebasan Lahan dalam Pembangunan Tol Laut Semarang-Demak
- Pemkot Semarang Bagikan 570 Ribu SPPT PBB Kepada Wajib Pajak
Baca Juga
Melalui salah satu anak usahanya, Sub-holding Gas PT PGN Tbk., Pertamina secara resmi mengoperasikan SPBG Kaligawe, Semarang, Jawa Tengah. SPBG tersebut berkapasitas 1 MMSCFD atau setara dengan 30.000 liter premium per hari (LSP).
Pengoperasian diresmikan oleh Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji didampingi oleh Direktur, Sekda Kota Semarang, Iswar Aminuddin, Direktur Strategi, Portofolio dan Pengembangan Usaha (SPPU) Pertamina Iman Rachman, dan Direktur Utama PT PGN Tbk, M. Haryo Yunianto, Jumat (20/8/2020).
"Dengan konversi BBM ke BBG akan didapatkan emisi kendaraan lebih rendah sehingga menjadi lebih ramah lingkungan. Beroperasinya SPBG Kaligawe dapat mendorong masyarakat Semarang menggunakan BBG yang ramah lingkungan dan ekonomis. Untuk itu, semoga Pertamina Grup dapat merealisasikan rencana untuk memperluas pemanfaatan SPBG Kaligawe secara berkelanjutan,” ujar Dirjen Migas ESDM Tutuka Ariadji, usia peresmian.
Penghematan penggunaan BBG ini bisa mencapai sekitar 13% dengan asumsi kebutuhan solar untuk satu unit bus sekitar 50 liter per hari dengan harga Rp 5.150 per liter. Jika menggunakan BBG biaya per lsp seharga Rp 4.500.
SPBG Kaligawe merupakan bagian dari Infrastruktur yang dibangun oleh Kementerian ESDM melalui dana APBN dan terkoneksi dengan pipa distribusi Subholding Gas. Untuk operasional, akan menggunakan gas dari WK Kangean dan WK Muria.
Direktur SPPU Pertamina Iman Rachman menjelaskan bahwa SPBG Kaligawe direncanakan akan menyuplai 200 bus Trans Semarang berbahan bakar gas milik Pemerintah Kota Semarang.
Rata-rata pemakaian gas untuk 200 unit bus sekitar 8.400 lsp. Dari pemanfaatan SPBG Kaligawe yang berkapasitas 30.000 lsp, masih ada sekitar 21.600 lsp yang bisa dipakai untuk 500 – 600 kendaraan lain.
"Diharapkan SPBG Kaligawe ini menjadi salah satu titik suplai penyediaan bahan bakar gas di wilayah Jawa Tengah dan pada akhirnya dapat mendorong bisnis gas secara keseluruhan di wilayah tersebut. Nantinya fasilitas ini juga dapat dioptimalkan untuk layanan Compressed Natural Gas (CNG) sektor komersial sebagai salah satu upaya substitusi LPG secara bertahap,” ujar Iman.
Direktur Utama PGN, Haryo Yunianto menambahkan, PGN sebagai Subholding Gas Pertamina akan melakukan penambahan titik suplai bahan bakar gas khususnya sektor transportasi di tempat lain, sehinga dapat semakin mempermudah akses masyarakat.
"Lokasi SPBG Kaligawe sudah cukup strategis di dekat ruas jalan nasional. Maka perlu dilakukan survey lebih mendetail terutama capturing potensi demand transportasi diluar bus trans Semarang, seperti angkutan kota yang melewati Jalan Raya Kaligawe,” ujar Haryo.
SPBG Kaligawe sekaligus menjadi realisasi manfaat dari Jumperline Tambak Lorok guna menyediakan fleksibilitias dan kehandalan infrastruktur penyaluran gas bumi di Jawa Tengah.
PGN berkomitmen untuk meningkatkan pemanfaatan gas bumi melalui pengembangan program konversi transportasi darat dari BBM ke BBG secara berkelanjutan.
Pemanfaatan BBG untuk transportasi darat membantu target pemerintah dalam rangka bauran energi sektor transportasi dan berdampak positif terhadap lingkungan, khususnya penurunan emisi karbon.
- Jelang Pilwakot Semarang, Iswar Aminuddin-Ade Bhakti Makin Mesra
- Pemkot Semarang Geser Anggaran Hingga Rp 500 Miliar, Dewan Minta Kejelasannya
- Iswar : Penyuntikan Semen Jadi Solusi Amblasnya Jalan Jangli-Undip