DPRD Kota Semarang Dorong Kembangkan Fasilitas Belajar dalam Kurikulum Merdeka

DPRD Kota Semarang mendorong Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang untuk menambah fasilitas penunjang pembelajaran di sekolah untuk melengkapi pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka.


Ketua DPRD Kota Semarang, Kadarlusman mengakui, sejauh ini kurikulum merdeka di Kota Semarang masih belum maksimal. Salah saru alasannya karena fasilitas penunjang pembelajaran di setiap sekolah belum maksimal.

Kurikulum merdeka sudah mulai dilakukan di Kota Semarang. Hal ini memang merupakan pilihan karena sejauh ini kurikulum merdeka masih dalam tahap percobaan dilakukan secara bertahap.

“Kota Semarang memang sudah mulai (kurikulum merdeka). Itu pilihan. Kabupaten lain juga ada yang sudah menjalankan,” kata Pilus, sapaan akrabnya, saat menghadiri Dialog Interaktif DPRD Kota Semarang di Gets Hotel, Senin (29/5).

Ia memaparkan, ada beberapa hal perlu dilakukan evaluasi dalam menerapkan kurikulum merdeka. Siswa menjalankan pembelajaran bisa merasa nyaman dan dapat menerima pelajaran dengan senang.

“Baik di tingkat SD maupun SMP perlu ada perbaikan atau peningkatan fasilitas belajar untuk mendukung Kurikulum ini. Jika memang sudah ada bisa ditingkatkan lebih baik lagi,” tuturnya.

Pilus menyarankan, agar fasilitas belajar diberikan sesuai dengan minat dan bakat para siswa. Hal ini esensi dari kurikulum merdeka bisa terpenuhi. 

Para siswa, lanjutnya, tidak harus selalu belajar didalam kelas, tapi bisa ditempat lain untuk mengembangkan bakat dan minat siswa. Tujuannya agar para siswa tetap bersemangat saat berangkat ke sekolah. 

“Guru tidak boleh galak lagi, tidak boleh membebani siswa dengan tugas-tugas. Merdeka bukan berarti bebas di sekolah,” pungkasnya.