DPRD Kota Semarang Nilai Belum Ada Sinkronisasi Terkait Penataan Pasar Johar

Permasalahan penataan Pasar Johar Cagar Budaya hingga kini tak kunjung usai.


Kali ini sejumlah perwakilan pedagang dari Johar tengah dan Johar utara kembali mendatangi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang.

Salah seorang perwakilan pedagang, Didik Agus Triyanto menyampaikan, hingga saat ini pedagang pasar Johar masih menginginkan untuk bisa kembali lagi ke tempat semula sebelum terjadi kebakaran di tahun 2015. 

Pasalnya, menurut kenyataan dilapangan, sekitar 300-an pedagang yang bukan asli dari Johar utara dan Johar tengah justru bisa menempati lokasi cagar budaya tersebut. Hal ini yang membuat para pedagang merasa tidak terima.

"Ada yang dari Pungkuran, Yaik Baru, Yaik Permai, mereka bukan pedagang Johar. Ini data dari Dinas Perdagangan. Jumlahnya 300 lebih," ungkap Didik kepada RMOLJateng, Jumat (4/2).

Perwakilan pedagang, lanjut Didik, juga mengeluhkan adanya dugaan praktik jual beli lapak di Pasar Johar. 

Dugaan ini sebelumnya telah disampaikan kepada Dinas Perdagangan beberapa waktu lalu. Kali ini para pedagang menyampaikan dugaan tersebut kepada anggota dewan. Bahkan mereka menyampaikan jika telah melakukan penjebakan terhadap oknum pegawai dinas yang ikut andil dalam praktik jual beli lapak.

"Ya kami berpura-pura mencari kios melalui pesan WhatsApp. Broker pun menyebut harga lapak di Johar Utara senilai Rp165 juta. dan kami sudah melaporkan hal ini kepada Unit Tipikor Polrestabes Semarang," paparnya.

Sementara itu, Ketua Komisi B DPRD Kota Semarang, Joko Susilo mengatakan, audiensi yang digelar seharusnya bisa menyamakan persepsi dengan apa yang telah disampaikan oleh dinas dan juga pedagang. Hal ini bertujuan agar tidak timbul salah persepi. Namun nyatanya persepsi pedagang belum bisa sinkron.

"Besok saya akan panggil Dinas Perdagangan untuk disinkronkan solusi dan penataan yang baik," jelas Joko. 

Joko berharap, bagi semua pedagang yang sudah mendapat lapak baik di Johar Utara, Johar Tengah, Johar Selatan, Kanjengan dan alun-alun untuk bisa segera menempatinya. Dengan demikian pihak Dinas Perdagangan akan bisa mengevaluasi dan memberikan solusi yang terbaik bagi semuanya.

"Target puasa sudah bisa jualan. Saya yakin penataan bisa selesai sebelum lebaran," pungkasnya.