Edukasi masif dan political will dari para pemangku kepentingan sangat diperlukan untuk mewujudkan kesetaraan gender dengan memberi kesempatan seluas-luasnya kepada perempuan berperan aktif dalam proses pembangunan bangsa.
- Kapolri Cek Pos Terpadu Mudik di GT Kalikangkung
- Temuan Tim Satgas Covid-19 Pusat di Salatiga, Masih Banyak Warga Pilih Isolasi di Rumah Daripada Isolasi Terpusat
- Kapolda Jateng Tegaskan Tidak Ada Penindakan Selama Operasi Patuh Candi 2021
Baca Juga
"Secara historis banyak perempuan di Nusantara berperan memimpin perlawanan dalam mengusir penjajah, seperti Panglima Malahayati hingga Ratu Kalinyamat, tetapi mengapa kesan yang tertanam di masyarakat saat ini perempuan adalah subordinasi dari laki-laki," ujar Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (26/4/2022).
Padahal, menurut Lestari, di masa lalu kepemimpinan perempuan mampu menciptakan langkah-langkah besar yang menghasilkan kemajuan yang signifikan pada wilayah yang dipimpinnya.
Seperti yang dilakukan Ratu Kalinyamat, ketika memimpin perlawanan mengusir penjajah Portugis. Menurut Rerie, sapaan akrab Lestari, Ratu dari Jepara itu membangun pakta pertahanan dengan Kerajaan Aceh hingga Maluku dengan membangun poros maritim untuk mempertahankan Nusantara.
Jadi, ujar Rerie, secara historis perempuan di Nusantara ini sudah memiliki kemampuan dan kapasitas yang sama dengan laki-laki.
Melihat kenyataan itu, Rerie berpendapat, diperlukan edukasi yang masif untuk terus mengungkap apa yang sebenarnya pernah terjadi di masa lalu itu, agar para perempuan di masa kini memiliki semangat dan pemahaman yang sama terhadap kesetaraan gender.
Selain itu, anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu juga berharap political will dari para pemangku kepentingan untuk ikut memperluas pemahaman kesetaraan gender dalam setiap kebijakan yang dibuat.
Pada kesempatan itu, Rerie mengajak para akademisi ikut mempercepat terwujudnya pemahaman masyarakat terkait kesetaraan gender dan peran perempuan dalam keseharian, melalui berbagai riset ilmiah.
Sehingga, ujar Rerie, bisa segera diketahui faktor yang membuat fakta historis para pemimpin perempuan di Nusantara di masa lalu yang belum sepenuhnya terlihat kesinambungannya di masa kini.
Rerie sangat berharap konsistensi untuk mewujudkan kesetaraan gender di tanah air bisa terus dijaga, sehingga potensi yang terpendam dari setiap perempuan di Indonesia dapat segera dibangkitkan sebagai bagian sumbangsih dalam pembangunan bangsa.
Apalagi, tegas Rerie, secara alamiah pada umumnya perempuan memiliki kemampuan yang relatif baik antara lain dalam mengelola ekonomi dan memiliki kemampuan berkomunikasi di atas rata-rata.
Sejumlah kemampuan alamiah perempuan itu, menurut Rerie, sangat dibutuhkan bagi negeri ini untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi agar bangsa Indonesia bisa segera bangkit.
- Bangun Kemandirian Bangsa, Jawab Tantangan Pasca Pandemi
- Bulan Dana PMI Salatiga Terkumpul Rp 270 Juta Lebih
- Menteri Bintang Tunjuk Kota Semarang Tuan Rumah Peringatan Hari Anak Nasional 2023