Gabungan organisasi aktivis berdemonstrasi di depan Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, menolak kebijakan neoliberalisme.
- Menteri Susi & Fahri Hamzah Sama-sama Didukung Netizen Perang Twit Soal Illegal Fishing
- PAN Bakal Kembalikan Kursi Legislatif pada Pemilu 2024
- Tinjau Simulasi Pemilihan, Wali Kota Semarang Harap-harap Cemas Banjir Rob
Baca Juga
Massa aksi terdiri dari Prodem, Serikat Pekerja Online (Spidol), Serikat Pekerja Online se Indonesia (SPOSI), Federasi Serikat Buruh Kimia Industri Umum Farmasi dan Kesehatan (FSB Kikeas).
"Di Istana Negara, di situlah letak jantung para neoliberal, jangan biarkan neolib mengambil hak kita," teriak salah satu orator, Istana Merdeka, Jakarta, Senin, (19/3) seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL
Massa aksi mengganggap perusahaan-perusahaan asing sangat dimanjakan oleh pemerintah, sementara rakyat Indonesia hanya menjadi objek pekerja yang dieksploitasi.
"Neolib ini lebih berbahaya dari apapun, dan penguasa berselingkuh dengan neolib," kata orator.
Sebelumnya massa aksi berjalan kaki dari depan kantor Indosat di Jalan Medan Merdeka Barat menuju Istana Negara.
Jumat lalu (16/3), massa Prodem sudah berunjuk rasa menyuarakan penyesalan mereka karena pernah mendukung Jokowi sebagai Presiden RI di tahun 2014. Aksi mereka saat itu juga berlokasi di depan Istana Negara.
Mereka membawa sejumlah spanduk yang berisi kecaman kepada pemerintahan Jokowi. Antara lain berbunyi, "Bersihkan NKRI dari Antek-antek Neolib", "Lindungi Buruh Indonesia, Stop Buruh Asing", juga "Trisakti dan Nawacita Omong Kosong".
- Tahun Baru 2022, PKS Salatiga : Momentum Mendoakan Korban Bencana
- RSUD Kudus Buka Ruang IGD Khusus Rawat KPPS dan Caleg Yang Sakit
- Ganjar Dinobatkan Jadi Keluarga Laskar Sasak di NTB