Elektabilitas Prabowo Rendah Karena Belum Umumkan Cawapres

Rendahnya tingkat elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto dinilai akibat dari belum diumumkannya komposisi pasangan calon wakil presiden dan menteri kabinet jika nanti dia berkuasa.


Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera (DPP PKS), Mardani Ali Sera mengatakan, hal itu jugalah yang menyebabkan Presiden PKS, Sohibul Iman terus mendesak Partai Gerindra untuk segera mengumumkan komposisinya.

"Pak Sohibul Iman agak keras terhadap teman-teman Gerindra segera mendeklarasikan Capres dan Cawapresnya," kata Mardani di Kantor Indikator Politik, Jalan Cikini V, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (3/5) seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL

Dia yakin, jika sudah diumumkan, maka elektabilitas Prabowo yang tadinya terpaut jauh dengan Jokowi bakalan meroket.

Bahkan, Prabowo juga diprediksi bakal menang. Hal itu terbukti ketika PKS menentukan pilihan mendukung Prabowo, tingkat elektabilitasnya makin meningkat ketimbang Partai Amanat Nasional (PAN) yang sampai sekarang tak kunjung menentukan pilihan.

Diketahui, koalisi partai pendukung Prabowo memang lebih kecil jumlahnya. Namun, untuk meraih kemenangan, pihaknya tak butuh koalisi yang "besar". Sebab, pihaknya menganggap koalisi besar justru menjadi beban ketimbang aset.

"Karena itu, PKS berharap ke Gerindra segera mendeklrasikan. Dengan demikian, karena sekuat Pak Prabowo, gapnya (dengan Jokowi) sangat besar. Karena begini, Pak Prabowo penantang, Pak Jokowi sudah petahana, karena itu yang segera diinginkan PKS adalah bekerja, set up tim. Kalau boleh line up diumumkan, bukan hanya cawapres, tapi 10 menteri utama diumumkan. Sehingga masyarakat tak membeli kucing dalam karung," jelasnya.

Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil jajak pendapat mereka. Pada simulasi dua nama dengan Jokowi, Prabowo kalah telak dengan hanya dipilih oleh 29 persen suara responden. Sementara Jokowi menang dengan 60,6 persen responden yang memilih.