- DPRD Jawa Tengah Bakal Rangkul Forum Bisnis dan Pelaku Wisata
- Pemkot Semarang Gelar Jambore Pokdarwis Guna Genjot Pariwisata
- Tingkatkan Kunjungan Wisatawan di Kota Semarang
Baca Juga
Pameran Seni Rupa di Festival Pager Mangkok Kampung Budaya Piji Wetan Kudus 2024 ini mengusung konsep Labora(stories). Pameran ini menjadi ruang ekspresi pelajar di Kudus untuk mengeksplorasi karya seni.
Sekitar 50-an lukisan karya siswa-siswi SMP/MTs sederajat ini dipajang di dinding-dinding dan sketsel pameran yang berlokasi di Taman Dolanan KBPW. Pameran seni rupa ini berlangsung selama tiga hari, Jumat – Miggu (6-8/12).
Koordinator Pameran, Choirul Anam mengatakan pameran ini tidak hanya menampilkan karya siswa, tetapi juga mengajak pengunjung menyaksikan kreativitas di dunia anak-anak.
“Pameran kali ini sengaja diikuti untuk siswa-siswi tingkat SMP, sebagai ruang bagi anak untuk bereksplorasi dan menunjukkan kreativitas sesuai dunia mereka,” kata Anam, Jumat, kemarin.
Melalui pameran ini, kata Anam, Kampung Budaya Piji Wetan ingin menunjukkan bahwa seni bisa tumbuh dan berkembang di Masyarakat Kudus, khususnya Desa Lau, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus.
Pameran ini juga menjadi corong ekspresi KBPW yang melibatkan anak-anak muda untuk berkecimbung di bidang seni dan pemajuan budaya.
“Kami menyebut Desa Lau sebagai Laboratory Art Usage, sebuah laboratorium bagi anak-anak untuk mengekspresikan ide, gagasan dan refleksi melalui karya seni,” ujarnya.
Karya seni rupa seperti lukisan, kaligrafi dan kolase hingga mozaik dihadirkan sebagai bentuk refleksi atas gagasan dan keresahan yang dirasakan anak-anak. Karya lukisan kucing oranye misalnya, menunjukkan rasa kepedulian anak terhadap nasib hewan yang ada di sekitarnya. Beberapa karya juga memunculkan kehangatan keluarga, harapan terhadap lingkungan, atau bahkan kritik terhadap perubahan sosial.
Senada dengan itu, Panitia Pameran, Danang menambahkan bahwa pameran ini bisa menjadi pesta kecil bagi siswa untuk merayakan kreativitas dan berekspresi. Dalam pameran ini, pengunjung bisa melihat bagaimana siswa menampilkan karya dan belajar satu sama lain, menunjukkan betapa indahnya dunia yang mereka lihat dan rasakan.
“Dalam setiap lukisan ada cerita yang ingin bercerita tentang siapa mereka, apa yang mereka impikan, dan bahkan bagaimana mereka merespons sekitar,” ungkapnya.
Ia berharap, pameran seni rupa di Festival Pager Mangkok ke 4 ini diharapkan dapat menggugah semangat siswa-siswi sekolah untuk terlibat di kesenian, berani berkarya dan menampilkan hasilnya.
“Semoga pameran ini menjadi langkah awal yang mendorong setiap sekolah, khususnya di Kabupaten Kudus untuk tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga pelaku yang berani menggelar pameran sendiri di masa depan,” harapnya.
- Polda Jawa Tengah Gelar Rekonstruksi di Lokasi Penembakan Pelajar di Semarang
- Polda Jateng Segera Lengkapi Bukti Ungkap Kasus Penembakan Pelajar di Semarang
- Kudus, Jadi Wakil Indonesia Dikancah Internasional