Gagal Juara Euro 2020, Tiga Pemain Kulit Hitam Inggris Jadi Korban Rasisme

Bukayo Saka setelah gagal mengeksekusi adu penalti melawan Italia pada Senin, 12 Juli 2021/Net
Bukayo Saka setelah gagal mengeksekusi adu penalti melawan Italia pada Senin, 12 Juli 2021/Net

Kasus rasisme yang dialami tiga pesepakbola tim nasional Inggris belum berakhir. Saat ini warganet dibuat heran dan marah dengan tanggapan Instagram yang enggan menindaklanjuti komentar rasis tersebut.


Setelah gagal mengeksekusi adu penalti dalam laga final Euro 2020, tiga pemain kulit hitam dari tim nasional Inggris menjadi target serangan rasisme di media sosial.

Kantor Berita Poitik RMOL melansir, akun media sosial Marcus Rashford, Jadon Sancho, dan Bukayo Saka dilaporkan menjadi sasaran komentar rasis setelah Inggris kalah dari Italia dengan skor 3-2.

Sejumlah pihak kemudian mendesak platform media sosial untuk mengambil tindakan, seperti menghapus komentar dan menangguhkan akun yang tidak sopan.

Facebook dan Twitter mengatakan mereka berusaha keras untuk menghapus komentar rasis tersebut. Tetapi banyak pengguna melaporkan Instagram menolak untuk menghapus sejumlah komentar.

Mengutip beberapa pengguna, The Daily Mail memuat Instagram tidak menganggap serius laporan rasisme. Bahkan Instagram tidak mengklasifikasikan emoji monyet dan N-Word atau istilah berkonotasi negatif sebagai rasis.

"Saya telah menghabiskan satu jam hari ini untuk melaporkan akun rasis. Tapi menurut Instagram, emoji monyet dan N-Word tidak apa-apa," ungkap seorang pengguna bernama Emily May.

"Instagram mengatakan bahwa komentar "pisang", "kera", dan "monyet" di foto Saka tidak bertentangan dengan pedoman komunitas," ujar yang lainnya.

Sementara itu, pihak Instagram mengatakan, emoji monyet yang digunakan dalam kasus ini merupakan pelanggaran dan mereka akan berusaha untuk menghapusnya.

Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan sejumlah pejabat lainnya telah menyatakan kekecewaan dan mengecam tindakan rasisme yang dialami tiga pesepakbola Inggris.

"Tim Inggris ini pantas dipuji sebagai pahlawan, bukan dilecehkan secara rasial di media sosial. Mereka yang bertanggung jawab atas pelecehan yang mengerikan ini seharusnya malu pada diri mereka sendiri," ujar Johnson. [sth]