Perantau asal Sumbawa yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Samawa (IKS) DIY-Jateng menyelenggarakan Halal bilhalal Rumah Makan Kampung Kecil Semarang belum lama ini.
- Gedung Kebudayaan di Karanganyar Diklaim Tahan Gempa
- Banyak Truk Tak Kuat Nanjak, Salah Siapa?
- Dengarkan Keluhan Masyarakat Secara Langsung, Kapolres Semarang Cetuskan SIBANGGA
Baca Juga
Halal bilhalal juga dihadiri tokoh nasional asal Sumbawa yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Periode 2005-2010 dan 2010-2015 Prof Dien Syamsuddin.
Ketua Ikatan Keluarga Samawa (IKS) DIY-Jateng Zaenal Abidin, menyampaikan Halal Bi Halal 1445 H bertujuan untuk merekatkan dan mendekatkan hubungan kekeluargaan antar diaspora yang tersebar di DIY-Jateng.
"Ada sekitar 400 orang ditambah mahasiswa asal Sumbawa dan Sumbawa Barat yang tersebar di berbagai kampus di Jateng dan DIY," jelasnya dalam rilis yang diterima RMOLJateng, Jumat (10/5).
Silaturahmi juga digelar untuk meningkatkan silaturahmi, konektivitas, kerjasama, dan kepedulian terhadap sesama diaspora.
Termasuk untuk mengingatkan kembali nilai-nilai luhur budaya Sumbawa kepada generasi muda, yang lahir dan bertempat tinggal di luar Sumbawa.
Pasalnya banyak dari mereka yang merantau ke Jawa anaknya lahir di Jawa, jarang pulang, anaknya tidak mengenal adat istiadat bahkan tidak bisa bahasa Sumbawa.
"Melalui Halal Bi Halal dikenalkan pentingnya memahami dan mewujudkan nilai- nilai luhur budaya tanah Samawa," imbuhnya.
Para diaspora Sumbawa bertempat tinggal di berbagai daerah dan beragam profesi. Ada yang tinggal di Yogyakarta, Semarang Raya, Banyumas Raya, Pati Raya, Pekalongan Raya, sampai Solo Raya. Jumlahnya sekitar 200 orang.
Tokoh Nasional dan Internasional asal Sumbawa yang hadir dalam acara Halal Bi Halal kali ini mengangkat tema "Sucikan Hati Bangun Generasi Menuju Samawa Mampis Rungan (Menuju Sumbawa Harum Kabar)" ini banyak memberikan pesan tentang prinsip hidup orang Sumbawa.
"Takit Ko Nene Kangila Boat Lenge" artinya takut kepada Allah SwT Tuhan Yang Maha Kuasa, wewMalu mengerjakan perbuatan yang jelek/buruk/jahat"," jelas Dien Samsudin.
Secara keseluruhan bahwa orang Sumbawa takut kepada Allah SWT. Saat melakukan kebaikan juga karena Allah SWT, tidak melakukan perbuatan buruk atau jahat karena sudah ada CCTV yang agung, Allah SWT .
Pasatotang (nasihat) tersebut diakhiri dengan lawas (pantun) Sumbawa "Lamin tutu si mu tutu, Laga mo enti ling tutu, peno tu tutu no tutu".
Yang bermakna "kalau sungguh-sungguh kamu sungguh- sungguh, ayo sungguh-sungguh memegang kata-kata, banyak orang bersungguh-sungguh tetapi tidak bersungguh-sungguh".
"Lawas tersebut mengajak kita, supaya sungguh-sungguh bersungguh-sungguh, seia sekata antara ucapan dan perbuatan. Banyak orang berkata-kata tetapi perbuatannya berbeda dengan kata-kata yang diucapkan. Disinilah pentingnya integritas, dignity/ harga diri dan nama baik dijunjung tinggi sebagai watak asli orang Sumbawa," pungkasnya.
- Polres Sukoharjo Gandeng Uniba Surakarta Gelar Survei Indeks Tata Kelola Online
- Penyandang Gangguan Jiwa di Kebumen Tempati Lima Besar di Jawa Tengah
- Kucuran Dana Bankeu di Grobogan Capai Ratusan Miliar