Gelar Karya Pendidikan Jadi Ikon Baru Implementasi Kurikulum Merdeka

Pj Bupati Magelang Sepyo Achanto Membuka Pagelaran Wayang Kulit Dengan Menyerahkan Tokoh Bima Dalang Ki Parjaya. Tri Budi H/RMOLJawaTengah
Pj Bupati Magelang Sepyo Achanto Membuka Pagelaran Wayang Kulit Dengan Menyerahkan Tokoh Bima Dalang Ki Parjaya. Tri Budi H/RMOLJawaTengah

Gelar Karya Pendidikan yang melibatkan ratusan peserta dari jenjang TK/PAUD, SD dan SMP menjadi rangkaian kegiatan memperingati Hari Pendidikan Nasional 2024 di Kabupaten Magelang.


Pagelaran seni, sendratari dan pentas wayang kulit juga menjadi bagian tidak terpisahkan dalam event selama 3 hari (2-4 Mei 2024) dan berakhir Sabtu (04/05) ini.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang, Slamet Achmad Husein, mengatakan, gelar karya pendidikan diikuti oleh 70 peserta perwakilan satuan pendidikan dari tiga jenjang TK/PAUD, SD, SMP merupakan ikon baru dari Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM).

"Kegiatan ini bagian penting dari praktik transformasi pencapaian profil belajar Pancasila. Yaitu, beriman dan bertaqwa pada Tuhan yang maha esa, berkebhinekaan global, bergotong royong, bernalar kritis, mandiri dan kreatif," jelas Husein. 

Menurut Husein, kegiatan peringatan Hardiknas mempunyai tujuan untuk memperkokoh identitas bangsa serta menjadi wadah untuk merayakan prestasi akademis mau pun non akademis peserta didik.

"Kami berharap kegiatan ini bisa membawa manfaat untuk peningkatan kualitas dan pengembangan kemajuan terutama di bidang pendidikan yang ada di Kabupaten Magelang," ujarnya.

Pj Bupati Magelang Sepyo Achanto menyampaikan, kesenian wayang kulit merupakan budaya bangsa Indonesia asli dengan kisah-kisahnya yang mengandung banyak makna dan nilai kebaikan yang bisa diambil atau diteladani.

"Pagelaran wayang kulit tidak hanya menjadi sebuah hiburan, tetapi seiring perkembangan jaman bisa digunakan sebagai sarana sosial, atau media pembelajaran, sarana Pemerintah dalam hal melakukan sosialisasi," kata Sepyo. 

Mendampingi Pj Bupati Magelang, ada Sekda Adi Waryanto dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan beserta kepala OPD lain menyaksikan pagelaran wayang kulit di Pendopo lapangan drh. Soepardi, Jumat (03/05) malam. 

Sepyo berharap pagelaran wayang kulit dengan lakon Bima Sakti yang dibawakan Dalang Ki Parjaya memiliki pesan keteladanan dari sosok Bima atau Werkudara atau Brotoseno, bisa diambil hikmahnya. Dapat diimplementasikan sebagai wujud pengabdian pada nusa, bangsa, dan negara.

"Melalui pagelaran wayang kulit ini, saya berharap agar bisa dijadikan sumber inspirasi, dan edukasi, sekaligus bisa mengambil nilai-nilai filosofi luhur dalam kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat," kata Sepyo.