- Walikota Solo Dapatkan Gelar Kanjeng Pangeran Haryo dari KGPAA Mangkunegara X
- Pisowanan Ahli Waris Sunan Kalijaga Kepada Bupati Demak, Membahas Grebeg Besar Demak Juni Mendatang
- Pura Mangkunegaran Merayakan Hari Jadinya Ke-267 Dengan Rangkaian Acara Semarak
Baca Juga
Bagi yang berada di Kota Semarang, siapa yang tak kenal lumpia. Jajanan khas yang bahkan telah menjadi identitasnya sehingga kota ini dijuluki Kota Lumpia.
Selain isinya berupa racikan sayur rebung, kualitas lumpia juga ditentukan oleh kulitnya. Pembuatan kulit lumpia memiliki cerita dan proses tersendiri.
Salah satu produsen kulit lumpia adalah Ellen, warga Gang Mangkok 35, kawasan Pecinan Kelurahan Kranggan, Semarang Tengah.
Ellen adalah generasi ketiga pembuat kulit lumpia Gang Mangkok.
"Sejak make (nenek) masih masih hidup. Nenek saya adalah Ang Biet Nio. (Bisnisnya-red) turun ke papah Tan Yok San, terus ke saya Ellen," tutur Ellen, ketika menceritakan urutan sejarah pembuatan kulit lumpia di keluarganya.
Berbahan utama terigu, dengan campuran garam, minyak goreng dan sedikit air, sekilas cukup sederhana. Namun menurut Ellen, memerlukan kecermatan adonan dan cara memasak, agar kulit lumpia yang dihasilkan bisa berkualitas bagus.
"Kalau terlalu kering, nantinya kalau digulung sewaktu membuat lumpia, akan pecah. Sedangkan kalau terlalu basah, kalau ditumpuk akan lengket," ujarnya di sela-sela memproduksi kulit lumpia di rumahnya, Jumat (02/02) siang.
Produksi kulit lumpia Ellen sudah dikenal banyak warga, baik di kawasan Pecinan maupun kawasan lain di Kota Semarang. Kulit lumpia buatan perempuan berusia 22 tahun ini dikenal bagus. Terbukti bisa berkembang hingga generasi ke-3.
Selain itu, karena kualitas kulit lumpia yang baik, Ellen tidak perlu repot-repot menawarkan dan menjual sendiri kulit lumpianya.
Kulit lumpia buatan Ellen diminati oleh sejumlah restoran dan toko lumpia ternama sehingga hanya untuk memasok pelanggannya itu saja, dia sudah kewalahan.
"Khusus menerima pesanan aja sudah kewalahan. Ini untuk melayani penjual-penjual lumpia ternama di Semarang," ujar dia, sambil menyebut sebuah warung penjual lumpia ternama di Jalan Pemuda Semarang.
Meski hanya memasok warung penjual lumpia, namun terkadang ada juga pesanan-pesanan dari perorangan di dalam dan luar kota, seperti Jakarta dan Surabaya.
Dalam sehari Ellen memproduksi 2.500 sampai 3.500 lembar kulit lumpia dengan 3 (tiga) ukuran yaitu kecil, tanggung, dan besar. Adonan dibuat di ember-ember besar, lantas dicetak di wajan, dengan nyala api kecil.
Harga yang dipatok pun bervariasi. "Harga disini beda-beda. Ini kirim Jakarta Rp80 ribu per 100 lembar, ukuran tanggung. Kalau untuk pasar lokal, kecil Rp50 ribu per 100 lembar. Kalau besar Rp70 ribu per 100 lembar," kata Ellen.
Untuk hasil yang konsisten bagus, Ellen mengaku tidak mempekerjakan karyawan.
"Soalnya beda tangan beda kualitas hasil. Jadi dikerjakan sendiri," kata ibu dari satu anak ini.
- Bedhol Kedaton: Peringatan Hari Jadi Wonosobo, Ceritakan Pindahnya Pusat Pemerintahan
- * Pagelaran Kreo di Plaza Kandir Waduk Jatibarang, semalam ----- Endah Cahya Rini : Kisahnya Ternyata Demak Banget
- Museum Islam Nusantara Lasem Yang Rekam Jejak Sejarah Dakwah