GOW Wonogiri, Potret Kartini Masa Kini

Dwi Esty/RMOLJateng
Dwi Esty/RMOLJateng

Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Wonogiri menggelar acara Halal Bihalal dan Peringatan Hari Kartini di Ruang Giri Manik, Gedung Sekretariat Daerah, Kabupaten Wonogiri pada Kamis (24/4).

Dengan berkostum kebaya, semua hadirin merupakan perwakilan 29 organisasi Wanita anggota GOW Wonogiri.  

Sri Sundarini, ketua GOW Wonogiri, mengapresiasi semua anggota yang hadir dengan berkebaya. Selain itu, Sundarini yang juga Ketua KPAI Wonogiri mengucapkan Selamat Hari Kartini dilanjutkan dengan menyampaikan permohonan maaf atas segala kekurangan dan kekhilafannya sepanjang mempimpin GOW.

Selanjutnya, Umul Baroroh yang dihadirkan sebagai pembicara pertama mengangkat tema peran perempuan dalam meningkatkan ketahanan keluarga.

Umul menerangkan bahwa ibu adalah kunci dari ketahanan keluarga. Sementara ketahanan keluarga merupakan hasil kerjasama semua anggota keluarga.

“Penguatan peran perempuan sebagai pilar ketahanan keluarga adalah invesasi jangka panjang yang berpengaruh pada ketahanan umat dan bangsa” jelas Umul.

Umul menyebut tentang cinta, kesabaran dan ilmu agama sebagai modal utama ibu untuk menjaga ketahanan keluarga. Selain itu, sesama ibu adalah support system dalam proses penguatan peran perempuan.

Sementara itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana & Pemberdayaan perempuan dan Perlindungan Anak (PPKB &P3A) Kabupaten Wonogiri, Kurnia Listiyarini, memaparkan kisah inspiratif perjuangan RA Kartini agar anak perempuan Indonesia bisa sekolah dan meraih cita-cita.

Dengan tajuk RA Kartini Masa Kini dan sub tema perempuan berdaya, anak berkualitas menuju Indonesia Emas, Kurnia mengajak perempuan khususnya anggota GOW meneladani perjuangan Kartini.

Kurnia mengajak hadirin agar menjadikan Kartini sebagai inspirasi untuk mendorong diri menjadi pribadi yang tangguh, inovatif dan berani mengambil peran. 

“Sebagaimana semangat yang telah dikobarkan RA Kartini, perjuangan menuju kesetaraan gender dan kemajuan bangsa selalu dimulai dari perempuan yang berani bermimpi dan bertindak,” jelasnya.

Penekanan dari perjuangan RA Kartini adalah semangat bagi semua ibu untuk mengambil dan memainkan peran sebagai aktualisasi dirinya dalam keluarga dan lingkungan yang lebih luas yaitu masyarakat.

“Beberapa isu strategis yang berkembang dan memerlukan perhatian kita adalah tentang kesetaraan gender, pemenuhan hak anak dan perlindungan perempuan dan anak dari segala bentuk kekerasan,” tegasnya.

Kemudian Kurnia menyuguhkan realita atas maraknya peristiwa pelecehan dan tindak asusila terhadap anak dan perempuan.

Harapannya, para ibu yakni perempuan memahami kedaruratan permasalahan. Selanjutnya akan mampu memberdayakan dirinya untuk mengambil peran dalam dinamika kehidupan yang dijalani.

“Agar berdaya, maka perempuan harus dapat mengenali diri sendiri, kemudian memastikan tujuan dan Impian kita, membangun dan memelihara hubungan sosial yang baik dan menjalani kehidupan beragama yang baik pula,” terang Kurnia.

Kurnia menegaskan bahwa perempuan berdaya itu punya kendali atas pilihan hidupnya. ”Yang penting, kamu tahu kamu punya pilihan dan kamu ambil itu dengan sadar. Bukan karena dipaksa, disuruh atau takut dinilai orang lain,” katanya tegas.

Selanjutnya Kurnia menyebutkan bahwa Kartini masa kini adalah perempuan yang bisa bahagia sama dengan laki-laki, hidup berbahagia dan berdampingan.

“Di era modern saat ini, telah terbuka kesempatan bagi perempuan untuk terlibat dalam berbagai bidang pekerjaan maupun aktifitas lainnya. Dan merefleksi inspirasi semangat Kartini, maka setiap perempuan masa kini dapat mengambil peran sekecil apapun itu untuk kemanfaatan,” imbuhnya.

“Termasuk salah satunya adalah beraktivitas di organisasi GOW ini. Maka GOW Wonogiri adalah potret Kartini Masa Kini,” pungkasnya.