Haiti Tetapkan Hari Berkabung Paska Ledakan Truk Tangki

Pemerintah Haiti pada Selasa (14/12) mengumumkan tiga hari berkabung nasional, menyusul peristiwa ledakan truk tangki yang menewaskan 50 orang.


Perdana Menteri Ariel Henry dalam pesan duka citanya menyampaikan bahwa peristiwa yang terjadi di Cap-Haitien, Haiti Utara, itu membawa pukulan berat bagi pemerintahannya.  

"Atas nama pemerintah saya dan semua orang Haiti, termasuk diaspora, menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada kerabat para korban, serta semua yang secara langsung atau tidak langsung dirugikan oleh tragedi ini. Tiga hari berkabung nasional akan dilakukan dan dideklarasikan di seluruh wilayah," ujar politisi itu, seperti dikutip dari Tribun India.

Sebuah truk yang membawa bensin meledak pada Senin malam di Haiti utara. Ledakan itu begitu dahsyatnya hingga menimbulkan banyak korban tewas dan luka berat.

Puluhan mayat tergeletak di jalan beberapa jam setelah ledakan, sementara puluhan lainnya terkapar dengan luka serius. Ledakan itu juga membakar bangunan di sekitar lokasi kejadian, di mana 20 rumah habis dilalap api.

Henry yang sangat terpukul mengatakan pemerintahannya mengerahkan jajaran terkait untuk bergerak cepat mendirikan layanan darurat untuk membantu mereka yang terkena dampak.

Patrick Almonor, wakil walikota Cap-Haitien, mengatakan kepada The Associated Press bahwa lebih dari 100 orang yang  terluka cukup parah.

Dia memperkirakan jumlah kematian bisa saja meningkat selama proses pencarian korban di antara puing-puing reruntuhan.

"Mengerikan apa yang terjadi," kata Almonor. “Kami telah kehilangan begitu banyak nyawa.”

Almonor mengatakan rumah sakit setempat sangat membutuhkan lebih banyak perawat, dokter, dan persediaan medis untuk membantu mereka yang terluka.

Seorang insinyur sipil yang bekerja di Cap-Haitien, Dave Larose, mengatakan kepada The Associated Press bahwa dia sedang mengemudi saat ia melihat ambulans dan kerumunan orang berkumpul di sepanjang jalan sekitar pukul 1 pagi.

Sementara aparat berjuang menyelamatkan para korban, warga lainnya berjuang mengambil sisa bensin dari truk untuk dibawa pulang.

Ledakan tersebut menambah daftar duka yang harus ditelan warga Haiti di tengah krisis ekonomi dan bahan bakar akut di negara yang belum juga pulih dari konflik besarnya.

“Mengerikan apa yang harus dilalui negara kita” kata Larose.

Perdana Menteri Ariel Henry dalam pesan duka citanya menyampaikan bahwa peristiwa yang terjadi di Cap-Haitien, Haiti Utara, itu membawa pukulan berat bagi pemerintahannya.  

"Atas nama pemerintah saya dan semua orang Haiti, termasuk diaspora, menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada kerabat para korban, serta semua yang secara langsung atau tidak langsung dirugikan oleh tragedi ini. Tiga hari berkabung nasional akan dilakukan dan dideklarasikan di seluruh wilayah," ujar politisi itu, seperti dikutip dari Tribun India.

Sebuah truk yang membawa bensin meledak pada Senin malam di Haiti utara. Ledakan itu begitu dahsyatnya hingga menimbulkan banyak korban tewas dan luka berat.

Puluhan mayat tergeletak di jalan beberapa jam setelah ledakan, sementara puluhan lainnya terkapar dengan luka serius. Ledakan itu juga membakar bangunan di sekitar lokasi kejadian, di mana 20 rumah habis dilalap api.

Henry yang sangat terpukul mengatakan pemerintahannya mengerahkan jajaran terkait untuk bergerak cepat mendirikan layanan darurat untuk membantu mereka yang terkena dampak.

Patrick Almonor, wakil walikota Cap-Haitien, mengatakan kepada The Associated Press bahwa lebih dari 100 orang yang  terluka cukup parah.

Dia memperkirakan jumlah kematian bisa saja meningkat selama proses pencarian korban di antara puing-puing reruntuhan.

"Mengerikan apa yang terjadi," kata Almonor. “Kami telah kehilangan begitu banyak nyawa.”

Almonor mengatakan rumah sakit setempat sangat membutuhkan lebih banyak perawat, dokter, dan persediaan medis untuk membantu mereka yang terluka.

Seorang insinyur sipil yang bekerja di Cap-Haitien, Dave Larose, mengatakan kepada The Associated Press bahwa dia sedang mengemudi saat ia melihat ambulans dan kerumunan orang berkumpul di sepanjang jalan sekitar pukul 1 pagi.

Sementara aparat berjuang menyelamatkan para korban, warga lainnya berjuang mengambil sisa bensin dari truk untuk dibawa pulang.

Ledakan tersebut menambah daftar duka yang harus ditelan warga Haiti di tengah krisis ekonomi dan bahan bakar akut di negara yang belum juga pulih dari konflik besarnya.

“Mengerikan apa yang harus dilalui negara kita” kata Larose.