Suasana berbeda tampak di SMA Ksatrian 1 Semarang, Jl Pamularsih Raya, pada Kamis (2/5/2019).
- Luar Biasa! Prodi Ners UMS Luluskan 69, semua Cumlaude, 22 diantaranya Raih IP 4.0
- Pacu Daya Kritis Siswa Sekolah Menengah Dalam Economic Competition 2023
- Kirab Budaya dan Grebeg Sastra Meriahkan Dies Natalis ke – 58 Sastra Indonesia UNDIP
Baca Juga
Tidak tampak satu guru ataupun siswa yang mengenakan seragam. Sebaliknya, seragam para siswa diganti balutan budaya tradisional.
Rupanya, para guru dan siswa SMA Ksatrian 1 Semarang sedang memperingati Hari Pendidikan Nasional, sekaligus HUT Kota Semarang ke-472.
"Aku dandan sendiri, tadi bangun jam setengah lima buat siap-siap," kata Marsada Clarence, siswi kelas 10 IPS 1.
Ia mengatakan senang bisa pakai kebaya di luar seragam. Tapi, ia tidak ingin setiap hari pakai kebaya.
Kepala SMA Kesatrian 1 Semarang, Tri Tjandra Mucharam mengatakan sengaja memakai baju adat pada hari ini.
Ia ingin mengajarkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang beragam.
"Hanya dengan pendidikan keberagaman itu dapat disatukan. Lewat pendidikan perbedaan politik, suku, bangsa bisa disatukan," jelasnya.
Candra juga berpesan pada anak didiknya untuk bangga jadi warga Semarang dan berperan aktif dalam masyarakat.
Lalu, ia ingin anak didiknya juga berperan dalam hal spiritual dengan mendoakan pemimpin kota Semarang agar tukmaninah.
- PPL Mahasiswa IAIN Kudus Diminta Promosikan Potensi Desa Jrahi
- 25 Persen Sekolah Dasar Belum Penuhi Kuota Maksimal Peserta Didik
- Program SG Cerdas, Semen Gresik Gelar Goes to School