Ini Isi Surat Dinasti Trah Mataram Kepada Jokowi

Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Kasunanan Surakarta secara resmi mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo dan juga instansi terkait di bawahnya.


Ketua Eksekutif Lembaga Hukum Dewan Adat Keraton Surakarta, KPH Eddy Wirabhumi mewakili Ketua Dewan Adat Kraton Surakarta GRAY Koes Murtiyah meminta kepada presiden Jokowi melalui tim yang ditugaskan untuk memediasi kedua belah pihak agar fokus pada upaya menyatukan keluarga besar Keraton Kasunanan Surakarta.

"Karena Keraton Surakarta adalah milik dari seluruh daerah dinasti Mataram Kraton Surakarta keturunan Amangkurat sampai dengan keturunan Paku Buwono XIII. Sekaligus sebagai aset bangsa serta budaya tapak peradaban Jawa yang masih utuh dan menjadi Nasional Living Haritage Monument," jelas Wirabumi kepada RMOLJateng, Jumat (5/4) siang.

Wirabumi mengatakan, generasi muda masyarakat adat Keraton Kasunanan Surakarta telah mendaftarkan gugatan refisi SK Mendagri nomor 430-2933 TAHUN 2017 tanggal 21 April 2017 Tentang Pengelolaan Keraton Surakarta Hadiningrat dengan nomor gugatan 87/Pdt G/2019/PN.Skt Tanggal 22 Maret 2019.

"Diharapkan gugatan agar SK Mendagri bisa direvisi bisa menjadi sarana bersatunya keluarga besar dan menjadi bukti bahwa kehadiran negara bisa menyelesaikan masalah dan mensinergikan keluarga besar Keraton Kasunanan Surakarta dengan pemerintah," tandasnya.

Pasalnya usaha selama ini oleh tim yang diutus khusus oleh Jokowi belum terlihat hasilnya dan bisa mengakomodir kedua belah pihak. Dalam bebadan baru tersebut tidak melibatkan trah Mataram yang lain.

Pemerintah dalam hal ini Menkopolhukam Wiranto justru 'merestui' kelembagaan yang masih dalam perkara dan juga tidak mengakomodir anak-anak Pakubuwono XIII tidak semua anak-anak Pakubuwono XII dan perwakilan sentono darah dalem juga tidak diakomodir.

"Intinya keluarga besar dari dinasti Mataram berharap presiden juga pemerintah bisa menjadi payung kerukunan keluarga besar Kraton Kasunanan seperti yang disampaikan Presiden pada Gusti Mung di Istana Bogor," pungkasnya.