Isi Apel Pagi, Sekda Salatiga 'Nyinyirin' Mantan Wali Kota Yuliyanto

Sekda Kota Salatiga Wuri Pujiastuti menyentak seluruh peserta Apel Pagi di Halaman Pemkot Salatiga, Senin (8/8).


Bagaimana tidak. Wuri tiba-tiba 'nyinyirin' mantan 'bosnya' Wali Kota Yuliyanto pasca permintaan Ketua Partai Gerindra itu mengajukan tukar guling aset Tanah Pemkot Salatiga namun tak jua di-ACC. 

Sebagai informasi, definisi/arti kata 'nyinyir' di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah cerewet yang mengulang-ulang perintah atau permintaan. 

Di Apel Pagi, Wuri Pujiastuti seolah-olah menyinggung kebijakan Yuliyanto yang mengajak ASN Salatiga untuk berpegang pada regulasi dalam mengambil kebijakan dan keputusan berujung kepentingan masyarakat. 

Di awal arahannya yang berapi-api, Wuri Pujiastuti memuji jika ASN selama ini menunjukkan kekompakan. 

"ASN Salatiga selama ini menunjukan kekompakan, kinerja ASN Salatiga luar biasa. Saya sadar, saya selama ini 'marai' (bikin) 'njengkelke' (menjengkelkan). Saya yang diangkat sebagai Sekda oleh Bapak Yulonto (mantan Wali Kota Salatiga), saya loyal. Kita kompak. Arahannya Yuliyanto (saat menjabat) sangat jelas, jalankan regulasi," ujar Wuri tanpa titik koma. 

Wuri juga mengucapkan terima kasih atas arahan yang diberikan Yuliyanto saat menjabat Wali Kota Salatiga dua periode, 10 tahun lamanya. Bahkan Wuri meminta ASN Salatiga jangan ada terselip membenci mantan Wali Kota Salatiga Yuliyanto. 

Ia juga mengajak ASN Salatiga jangan berfikiran buruk kepada Yuliyanto dan kembali mengucapkan terima kasih kepada Yuliyanto talah membimbing dirinya menjadi Sekda Salatiga. 

"Saya itu sangat keras, beliau (Yuliyanto) menuntun saya. Beliau mendidik saya, tapi saya kalau sudah A 'ya' A, kalau B 'ya' B. Saya sangat berterima kasih atas arahan beliau. Untuk itu, kita (ASN Salatiga) jangan membenci beliau. Apa yang menjadi keputusan beliau kita ikuti," ucap Wuri. 

"Yuliyanto mendidik saya harus sesuai regulasi. ASN harus sesuai regulasi. Saya selaku Sekda, bertanggungjawab atas kinerja OPD Salatiga dan bagaimana Pemkot Salatiga tetap berjalan sesuai regulasi," lanjut Wuri. 

Wuri pun menyinggung kunjungan kerjanya (kunker) ke Madiun dan Kediri Minggu lalu. Studi banding Wuri ke kedua daerah di Jawa Timur itu ia sebagai arahan Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) yang memintanya belajar soal tukar guling aset Pemda setempat. 

"Dan saya ke Kediri dan Madiun. Terutama di Kediri, tanah dengan luas 15,5 hektar dijadikan Bandara di sana, Saya bertemu saudaranya salah satu ASN Salatiga Mas Nugroho. Di sana kita biasa," terang Sekda.

Dengan nada dan suara yang terkesan tak beraturan, Wuri kembali menyinggung jika pengajuan tukar guling di dua daerah di Jawa Timur, Madiun dan Kediri 'kekeh' melalui jalur regulasi yang ketat sekali pun RI 1 (Presiden) yang mengajukan. 

"Walaupun RI 1, tapi regulasi tetap berjalan. Madiun juga, cuma tukar guling tapi luar biasa MoU juga sangat ketat dengan perusahaan besar," timpalnya. 

Menjelang di akhir arahannya, Sekda meminta ASN Salatiga jangan mengasihani dirinya. Justru ia mengucapkan terima kasih atas ujian yang ada, termasuk penyataan mantan Wali Kota Salatiga yang merasa bersalah mengangkat dirinya sebagai Sekda. 

"Saya berharap Pak Sinoeng tiap tahun diperpanjang jabatannya sampai dengan tiga tahun kedepan (sampai ada Wali Kota definitif)," tandas Wuri.

Wuri berjanji, apa yang "terbaca" di tengah masyarakat termasuk materi yang "tidak enak", akan ia angkat sebagai materi di Apel Pagi ASN Salatiga. 

Mendengar arahan Apel Pagi yang tidak biasa dari Sekda Salatiga Wuri Pujiastuti, seluruh ASN yang mengenakan seragam "keki" menyambut dengan tepuk tangan riuh berulang-ulang disertai tawa dan senyum penuh arti. 

Sebelumnya, mantan Wali Kota Salatiga Yuliyanto menyebutkan rasa sesalnya telah mengangkat Wuri Pujiastuti sebagai Sekda. 

Ia saat dikonfirmasi, Yuliyanto menegaskan jika pencopotan Sekda dengan penggantian Sekda itu jalan yang terbaik. 

"Terus terang saya merasa bersalah kepada seluruh ASN dan masyarakat Kota salatiga dengan Wuri Pujiastuti menjadi Sekda, karena selepas saya tidak menjadi Wali Kota selalu membuat ketidaknyamanan dan kegaduhan di lingkungan jajaran ASN Salatiga," ujar Yuliyanto. 

Terus terang, lanjut dia, dirinya kecewa terhadap Sekda dengan reward TPP setiap bulan Rp 30 juta dari uang rakyat tapi tidak memberikan timbal balik tugas pokok fungsinya. 

Sekda dianggapnya tidak mampu menjalankan roda administrasi pemerintah Kota Salatiga serta menebar informasi menyesatkan dan selalu mencari kambing hitam setiap kali sekda melakukan kesalahan. 

Tak hanya itu, Yuliyanto menyebut Wuri Pujiastuti tidak mampu mengayomi pegawai dan memberikan kenyamanan bekerja ke seluruh OPD. 

"Jadi 'gak' setimpal dengan tunjangan yang besar dengan kinerja hasil kerjanya. Harapan saya, dengan laporan perkara ini Sekda menjadi lebih pintar dan mengerti aturan serta memiliki tanggung jawab yang besar untuk memberikan pelayanan yang baik. Karena setahunya Sekda pelayanan publik itu bukan urusannya melainkan urusan perijinan," tandasnya.