Jalan Pantura Semarang-Kendal Lumpuh Akibat Hujan Semalaman

Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang mengguyur Kota Semarang dan sekitarnya sejak Jumat (30/12) mengakibatkan genangan setinggi paha orang dewasa di Jalan Pantura Semarang - Kendal pada Sabtu (31/12) pagi.


Akibat genangan air yang cukup tinggi di Jalan Pantura utamanya di kawasan Mangkang membuat arus lalu lintas Semarang - Kendal lumpuh. Bahkan puluhan kendaraan yang nekat melintasi jalan Pantura kendaraannya harus mogok karena terendam air.

Ada beberapa titik jalan Pantura yang terendam air yakni Mangkang Wetan, Randugarut dan Tambak Aji. Beberapa kendaraan yang tidak berani melintas bahkan memilih menepi dan menunggu air surut. Ada pula beberapa kendaraan yang memilih putar balik untuk menghindari genangan air.

"Saya sengaja nerjang, karena mau masuk kerja di Kawasan Industri Wijaya Kusuma, ternyata jalanan dikepung banjir akhirnya motor saya mogok," ungkap Sito, salah seorang pengendara asal Kendal, Sabtu (31/12).

Tak hanya di sepanjang Jalan Pantura Semarang -Kendal, banjir juga merendam beberapa titik perkampungan seperti di Mangkang Wetan, Mangkang Kulon, Mangunharjo di Kecamatan Tugu dan Wonosari di Kecamatan Ngaliyan ikut terdampak.

Diketahui air mulai masuk ke perkampungan sejak pukul 07.30 pagi. Di daerah Mangkang Wetan banjir melanda di enam RW yakni RW 1, 2, 3, 5, 6 dan 7. Sementara di Mangkang Kulon dan Mangunharjo banjir diakibatkan limpasan air yang berasal dari Sungai Plumbon.

Sedangkan untuk kawasan Wonosari Kecamatan Ngaliyan, banjir terjadi di Perumahan Mangkang Indah di RW 1 dan 2, RW Pasar Mangkang serta di RW 7 yang merupakan wilayah cekungan. Banjir dikawasan tersebut ketinggiannya hingga sekitar satu meter.

"Air ini masuk mulai masuk ke RW 1 sekitar pukul 07.30, ada beberapa rumah yang tergenang dengan ketinggian air sekitar 30 centimeter," kata Nomo Prasetyo, ketua RT 2 RW 1 Kelurahan Mangkang Wetan.

Sementara itu, Ketua RW 7 Kelurahan Wonosari, Mashudi mengatakan tak hanya intensitas curah hujan yang tinggi, namun juga drainase dari perkampungan ke Sungai Beringin memang belum maksimal karena masih dalam tahap normalisasi.

"Drainase masih proses pembangunan dan belum maksimal, pipa sedot dan pompa air belum bisa diungsikan," ucap Mashudi.

Dari data sementara, ada sekitar 60 - 80 kepala keluarga yang rumahnya terdampak akibat banjir. Hingga saat ini pihaknya masih terus melakukan peninjuan dan pendataan di semua wilayah terdampak.

"Kalau yang terdampak ada sekitar 60 sampai 80 kepala keluarga, tapi ini masih data sementara. Semoga hujan cepat reda," tandasnya.