Persoalan kasus stunting yang kini masih saja ditemukan di Kabupaten Kudus, mendorong Rumah Sakit (RS) Mardi Rahayu Kudus turut langsung mengkampanyekan dan menangani permasalahan gangguang tumbuh kembang pada anak-anak.
- Guru Besar FKUI : Masyarakat Jangan Panik dan Tidak Boleh Anggap Remeh
- Dinkes Semarang Fasilitasi Swab Bagi Peserta Tes PPPK
- Senam Cuci Tangan PKK Semarang Barat, Buat Masyarakat Hidup Sehat Terapkan 6M
Baca Juga
Salah satu langkah kongkret yang dilakukan pihak RS Mardi Rahayu Kudus, yakni melakukan edukasi dan pemberian bantuan makanan untuk pencegahan stunting kepada masyarakat RT 1 RW 2 Desa Jatiwetan, Kecamatan Jati.
Kegiatan yang dilakukan salah satu RS swasta di Kota Kretek ini, sebagai respon usai peluncuran Program Si Cantik (Aksi Cegah Anak Stunting dengan Intervensi Kolaboratif) dari Pemerintah Kabupaten Kudus pada Juni 2024 lalu.
Kegiatan yang mengusung tema ‘Jangan Sampai Ibunya Glowing Anaknya Stunting, itu bertempat di lapangan bulutangkis RT setempat, Selasa (23/7).
Aksi kongkret penurunan stunting di wilayah yang berdekatan dengan RS setempat, dihadiri Direktur RS Mardi Rahayu dr Pujianto, Kades Jatiwetan, Kecamatan Jati, Agus Susanto serta puluhan ibu-ibu warga setempat.
“Edukasi tentang pencegahan stunting cukup penting, agar orang tua khususnya ibu-ibu memiliki pemahaman yang baik dalam memperhatikan kecukupan gizi dan tumbuh kembang anak,” ujar Direktur RS Mardi Rahayu, dr. Pujianto.
RS Mardi Rahayu sebagai penyedia layanan kesehatan, kata Pujianto, perlu ikut memberikan edukasi kepada masyarakat. Terlebih bagi masyarakat Jatiwetan, desa dimana tempat RS Mardi Rahayu berdiri.
Pujianto menjelaskan, Pemerintah telah menetapkan target prevalensi stunting harus mencapai 14% pada tahun 2024. Untuk di Kabupaten Kudus angka stunting masih cukup tinggi, yaitu 15,7% pada tahun 2023.
“Hal ini menunjukkan diperlukan upaya intensif dalam menurunkan angka prevalensi stunting setidaknya 1,7 persen agar mencapai target 14 persen di tahun 2024,” tutur Pujianto.
Untuk diketahui, stunting merupakan gangguan pertumbuhan pada anak-anak di bawah 5 tahun dan memiliki dampak terhadap pertumbuhan fisik mereka.
Dipilihnya tema ‘jangan sampai ibu glowing tapi anak stunting’ merupakan bagian dari pengingat kepada seluruh orangtua agar memperhatikan tumbuh kembang anak.
Menurut Pujianto, di era media sosial saat ini tidak sedikit ibu yang membagikan foto diri dalam keadaan glowing. Hal itu tentu bukan hal yang salah. Namun demikian, perhatian terhadap tumbuh kembang anak agar tidak stunting juga harus menjadi perhatian.
Tak hanya memberikan edukasi terkait pencegahan stunting, RS Mardi Rahayu juga menyerahkan 60 kotak makanan tinggi protein bagi 60 anak balita di desa setempat.
Makanan tinggi proten itu dikemas dengan menu menarik bagi anak-anak. Kemudian ditambah susu UHT serta penyerahan bantuan 50 buah kursi kepada RT 01 RW 02 Desa Jati Wetan untuk kepentingan masyarakat setempat.
Di lain sisi, Evinda, salah satu ibu-ibu yang hadir mengaku berterima kasih kepada RS Mardi Rahayu yang telah mengedukasi terkait stunting yang tentu bermanfaat bagi ibu-ibu di wilayah desa setempat.
Ibu muda warga Desa Jati Wetan ini merespons positif sosialisasi pencegahan stunting itu. Sebab dengan kegiatan itu, ibu-ibu yang memiliki balita di lingkungannya bisa memiliki pemahaman yang sama akan pencegahan stunting.
“Terima kasih kepada RS Mardi Rahayu yang telah menggelar acara ini karena cukup bermanfaat bagi kami para ibu-ibu,”katanya.
Direktur RS Mardi Rahayu Kudus dr Pujianto mengedukasi warga RT 1 RW 2 Desa Jatiwetan Kudus terkait pencegahan dan penanganan stunting pada anak-anak.
- Kudus, Jadi Wakil Indonesia Dikancah Internasional
- Festival Pager Mangkok Jadi Wadah Pelajar Kudus Bereksplorasi Seni
- Warga Kudus Luka, Dua Rumah dan Satu Sekolah Rusak