Jelang Dies Natalis, UNS Sukses Menambah Kembali Dua Guru Besar Baru

Prof Prabang Setyono (kiri) dan Prof Nuryani akan ditetapkan sebagai guru besar UNS. RMOL Jateng
Prof Prabang Setyono (kiri) dan Prof Nuryani akan ditetapkan sebagai guru besar UNS. RMOL Jateng

Jelang Dies Natalis ke-46, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menambah dua guru besar baru. Guru Besar tersebut adalah Prof. Nuryani dan Prof Prabang Setyono.


Kedua professor baru UNS tersebut akan dikukuhkan dalam Sidang Senat Terbuka pada Selasa (8/3) secara luring dan daring di Auditorium G.P.H. Haryo Mataram UNS.

Prof. Nuryani dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Instrumentasi Medis Program Studi (Prodi) Fisika FMIPA. Dia akan menyampaikan pidato pengukuhan berjudul Pengembangan Instrumentasi Medis Dengan Sistem Cerdas Berbasis Elektrokardiogram Dalam Mendukung Kemandirian Alat Kesehatan.

Elektrokardiogram merupakan representasi aktifitas kelistrikan jantung, sebagai resultan sinyal listrik yang berasal dari bagian-bagian jantung, yang diukur dengan aras waktu. 

"Suatu sistem yang dilengkapi dengan teknik kecerdasan komputasi (computational intelligence) tertentu untuk pengolahan data elektrokardiogram dapat digunakan sebagai sistem deteksi gangguan tubuh tertentu," jelasnya Senin (7/3). 

Menurutnya, kecerdasan komputasi ini dapat melakukan suatu proses pembelajaran atau pengenalan pola data elektrokardiogram, yaitu pola elektrokardiogram yang tidak normal karena gangguan tubuh tertentu dan elektrokardiogram normal.  

Sementara Prof Prabang Setyono, akan dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Pencemaran Lingkungan Prodi Ilmu Lingkungan FMIPA dengan pidato pengukuhan berjudul Mitigasi Pencemaran Lingkungan Dalam Perspektif SDGs (Sustainable Development Goals) Menuju Sebuah Peradaban Bangsa.

"Judul ini saya pilih untuk menekankan bahwa mitigasi pencemaran lingkungan sangat berkontribusi dalam pencapaian SDGs yang pada akhirnya akan mengantarkan pada peningkatan peradaan bangsa menuju pola pembangunan yang berkelanjutan," jelas Prabang.

Menurutnya, permasalahan Lingkungan di Indonesia sangat kompleks karena merupakan permasalahan yang multidimensi sehingga pendekatan solusinya harus berbasis pada konteks dan konsep SDGs yang keterukuran goals-nya lebih nampak. 

"Metode dalam Mitigasi Pencemaran Lingkungan dapat dilakukan dengan pendekatan SMART GOALs," ungkapnya.