Partai Gerindra tidak menginisiasi gerakan 2019 presiden baru dan ganti presiden 2019. Gerakan ini muncul alami dari masyarakat yang tidak menginginkan Jokowi melanjutkan kepemimpinan untuk dua periode.
- Fahmi Idris: Perubahan Mendasar Kalau Rizal Ramli Jadi Presiden
- Ganjar-Mahfud Kompak Gunakan Pakaian Tema Lingkungan di Debat Cawapres
- Ada Dugaan Pelanggaran Politik Uang di Masa Tenang, Bawaslu Gelar Pleno
Baca Juga
Demikian ditegaskan Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono melalui pesan elektronik yang dipancarluaskannya, Sabtu (7/4).
Bukankah survei sejumlah lembaga menunjukkan elektabilitas Jokowi tertinggi? Arief membantah hal itu sebagai dasar Jokowi dua periode.
Arief mengatakan elektabilitas yang disajikan lembaga survei tidak bisa jadi dasar untuk Jokowi bisa melanjutkan kepemimpinan. Arief melihat elektabilitas yang disajikan seperti elektabilitas jadi-jadian.
"Lembaga survei saat ini lebih menjadi alat propaganda dan alat memframing bagi Jokowi dan seakan-akan masih diinginkan menjabat lagi. Padahal fakta antara elektabilitas Jokowi dengan kinerja pemerintahannya tidak simetris," katanya seperti dikutip Kantor Berita Politik
Arief mencontohkan pemicu munculnya ketidakpuasan masyarakat terhadap Jokowi. Antara lain pengangguran makin meningkat sedangkan tenaga kerja asing di Indonesia dari hari ke hari meningkat pesat, daya beli masyarakat makin menurun, PHK dimana-mana.
Kemudian, naiknya harga beras dan tarif dasar listrik dibarengi tergerusnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS serta menumpuknya hutang hingga tiga kali lipat.
- Ganjar: Pupuk Langka Bukan karena Kartu Tani
- HUT ke-77 RI, Ketua Umum JMSI Ziarah ke Makam Tokoh Pers Saksi Proklamasi
- DPR: PPKM Darurat Bisa Diperpanjang Jika Sebaran Kasus Covid-19 Belum Terkendali