Kapak Berusia Ratusan Tahun Ditemukan Di Maroko

Maroko merupakan negara yang kaya akan budaya dan sejarah. Baru-baru ini, sebuah tim arkeolog di negara itu mengumumkan penemuan situs pembuatan kapak tangan Zaman Batu tertua di Afrika Utara yang diperkirakan berusia 1,3 juta tahun.


Tim arkeolog di balik penemuan itu diketahui beranggotakan 17 orang dan terdiri dari peneliti Maroko, Prancis, dan Italia. Temuan mereka didasarkan pada studi alat-alat batu yang diekstraksi dari situs tersebut, demikian dikutip dari Kantor Berita RMOL.

Temuan ini mendorong mundur ratusan ribu tahun terkait tanggal dimulainya industri alat batu Acheulean di Afrika Utara yang terkait dengan nenek moyang utama manusia, Homo erectus. Acheulean sendiri adalah industri arkeologi pembuatan alat batu yang ditandai dengan kapak tangan berbentuk oval dan pir.

“Penemuan besar ini berkontribusi untuk memperkaya perdebatan tentang kemunculan Acheulian di Afrika”, kata salah seorang arkeolog Abderrahim Mohib, yang juga merupakan co-director program Casablanca Prasejarah Prancis-Maroko dalam laporannya yang dirilis pekan ini (Rabu, 28/7).

Para arkeolog menemukan situs pembuatan kapak ini selama penggalian di sebuah tambang di pinggiran ibu kota Casablanca.

Sebelum ditemukan, keberadaan industri alat batu Acheulian di Maroko diperkirakan telah ada sejak 700 ribu tahun yang lalu.

Mengenai temuan terbaru itu, arkeolog Maroko Abdelouahed Ben Ncer menyebutnya sebagai "pembalikan kronologis".

Dia mengatakan, awal Acheulian di Maroko sekarang dekat dengan tanggal mulai Afrika Selatan dan Timur yang masing-masing adalah 1,6 juta dan 1,8 juta tahun yang lalu.

"Penelitian di situs Casablanca telah dilakukan selama beberapa dekade, dan telah “menghadirkan salah satu kumpulan Acheulian terkaya di Afrika”, kata Mohib.

“Ini sangat penting karena kita berbicara tentang waktu prasejarah, periode kompleks yang hanya memiliki sedikit data," sambungnya seperti dikabarkan Al Jazeera.

Mohib mengatakan penelitian itu juga memungkinkan untuk membuktikan kehadiran manusia tertua di Maroko yang merupakan “varian dari Homo erectus”.

Upaya pembuktian itu agaknya tidak berlebihan. Pasalnya, pada tahun 2017 lalu, ditemukan lima fosil di Jebel Irhoud di Maroko yang diperkirakan berusia 300 ribu tahun. Penemuan itu menjungkirbalikkan ilmu evolusi ketika mereka ditetapkan sebagai Homo sapiens.

Fosil yang ditemukan di Maroko juga jauh lebih tua daripada beberapa fosil dengan karakteristik wajah serupa yang digali dari Omo Kibish di Ethiopia, yang berusia sekitar 195 ribu tahun.