Kasus Bulog Randugarut, Diduga Permainan Atasan dengan Mitra Bulog

Nugroho Budiantoro, Kuasa hukum Nurul Huda, terdakwa kasus hilangnya 600 ton beras Bulog Randugarut mengungkapkan hal yang aneh dalam perkara tersebut. Nugroho menilai ada kecurangan yang dilakukan kepala gudang dengan mitra kerja bulog. Sehingga mengakibatkan kliennya terjerat masalah hukum.


Nugroho mengatakan, kliennya merupakan pekerja yang bekerja atas perintah atasan. Hal itu, kata Nugroho, harusnya atasan kliennya juga dimintai pertanggungjawaban.

"Kata klien saya, misal ada masuk 100 ton, tercatat di administrasi 100 ton, namun fisiknya hanya 50 ton. Kekurangan inilah yang diakali pakai rongga di tumpukan karung beras," ujar Nugroho, Selasa (6/2).

Nugroho juga mengatakan jika adanya praktik nakal melalui operasi pasar fiktif. Kata dia, seolah-olah ada operasi pasar, namun kenyataannya tidak ada.  

"Hal itu, untuk menutupi ulah mitra nakal yang menjual beras bulog ke luar pulau dengan harga yang lebih mahal," katanya.

Menanggapi tudingan tersebut, Kepala Bulog Divre Jateng, Djoni Nur Ashari, mengatakan tidak ada operasi pasar fiktif seperti yang diungkapkan Nurul.

"Tidak ada OP (operasi pasar) palsu, tidak ada itu. Modusnya sudah jelas, mencuri," kata Djoni.

Djoni mempersilahkan Nurul untuk membuat pembelaan sesuai haknya.

Menurutnya, sesuai fakta persidangan hingga saat ini belum ada bukti selain Nurul Huda yang terlibat.

"Itu haknya, sampai saat ini fakta persidangan tidak ada bukti selain Nurul Huda yang terlibat," katanya.

Djoni juga membantah tudingan permainan antara kepala gudang bulog dan mitra untuk meraup keuntungan lebih.

"Tidak ada fakta yang membuktikan adanya OP palsu, selama proses persidangan ini perbuatan Nurul yang maling di gudang," tegasnya.

Menurut Djoni, ada pakta integritas antara bulog dan mitra. Dalam perjanjian itu, mitra bertanggung jawab menyalurkan beras ke OP sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditentukan.

"Mitra nakal langsung kami coret. Mitra bertanggung jawab menyalurkan beras OP. Itu tanpa sepengetahuan sub divre," katanya.

Agar tidak terjadi kerucangan yang dilakukan oleh karyawannya, Djoni mengaku saat ini telah memperketat keamanan di gudang bulog. Kamera pemantau hingga pembentukan internal kontrol dilakukan agar tidak ada lagi kejadian hilangnya beras di dalam gudang.

"Masing masing gudang bertanggung jawab terkait kesesuaian administrasi dan fisik beras. Kepala gudang yang tidak profesional langsung kami ganti. Karyawan yang nakal kami tindak tegas, langsung laporkan ke polisi," pungkasnya.