Kasus demam berdarah di Kabupaten Blora Jawa Tengah mengalami kenaikan signifikan. Dibandingkan tahun sebelumnya jumlah penderita DBD di tahun 2024 alami kenaikan hingga 100 persen.
- 19 Warga Grobogan Tewas Akibat Serangan DBD
- Pasien DBD Membludak, Ruang IGD Jadi Alternatif
- Atasi DBD, Gibran: Sementara Itu (PSN)
Baca Juga
Kenaikan jumlah kasus DBD merujuk data pasien rumah sakit umum dr R Soetijono Blora akibat sengatan nyamuk Aedes aegypti tersebut.
Kasi pelayanan dan penunjang medis RSUD dr R Soetijono Blora, dr Farida Laela mengatakan jumlah pasien DBD dari Januari-Oktober 2024 sebanyak 757 kasus.
Sementara tahun 2023 di rentang bulan yang sama hanya ada 332 kasus. Jadi ada peningkatan hingga 100 persen lebih di satu rumah sakit.
Sekadar perbandingan, di bulan Oktober 2024 terdapat 39 kasus, sementara di bulan Oktober pada 2023 hanya ada 27 kasus.
Farida menegaskan, data tersebut belum termasuk 25 anak yang dirawat di ruang Wijaya Kusuma, 25 anak lainnya mengalami Trombositopenia, kemungkinan didiagnosa DB.
Menurutnya terjadinya peningkatan kasus DBD salah satunya disebabkan faktor cuaca belakangan kerap dilanda hujan dan panas.
"Akibat cuaca ekstrem telur nyamuk berkembang lebih cepat. DB ini penyebabnya nyamuk, semakin bertambah penderita resiko terpapar penularan semakin besar," ungkapnya, Selasa (5/11) siang.
Farida mengimbau masyarakat melaksanakan 3M, yakni, membersihkan barang-barang bekas, menutup bak mandi dan menguras bak mandi, dengan harapan potensi perkembangan nyamuk penyebab demam berdarah dapat diminimalisir.
- Polda Jawa Tengah: Kami Tidak Akan Menutup-nutupi Proses Hukum
- Viral Video Perkelahian Melibatkan Remaja Bawa Senpi, Ini Tindakan Polres Blora
- Resmi, Agus Sunarko Didaulat Jadi Ketua JMSI Jateng 2024-2029