Kenaikan Servis Charge Memberatkan, Pedagang PGS Menolak dan Tuntut Perbaikan Fasilitas

Perwakilan pedagang Pusat Grosir Solo mengadu pada Wali Kota Surakarta, soal kenaikan servis charge atau biaya bulanan yang dirasa sangat memberatkan pedagang.


Mulai Maret 2022, biaya servis charge dari Rp 57.500/meter/bulan, naik menjadi Rp 80 ribu/meter/bulan.

"Kami menilai kenaikan biaya ini tidak wajar dan tidak tepat. Kami usai terpuruk dua tahun pandemi, saat mulai bangkit malah servis charge naik. Ironisnya, tidak diikuti dengan perbaikan fasilitas, seperti toilet bersih, kebocoran dan perbaikan atap juga dinding lantai dua," ungkap Budiono, salah satu pedagang PGS, Rabu (9/3/2022).

Aksi protes dan minta dukungan Wali Kota tersebut ditempuh karena pedagang tidak bisa berkomunikasi dengan baik dengan manajemen atau pemilik gedung.

"Komunikasi dengan manajemen sudah berkali kali, tapi tidak ada hasilnya, sampai terakhir kami diberitahu tidak ada lagi negosiasi, maka kami adukan hal ini pada pemerintah. Kami harap pemerintah bisa memberi solusi, karena lokasi PGS berada di tengah kota, bisa memperburuk wajah kota," imbuh Budiono.

Aksi diawali dengan berbagi nasi bungkus pada masyarakat sekitar PGS, kemudian perwakilan pedagang dengan jalan kaki menuju Balaikota yang berjarak sekira 1 km.

Perwakilan pedagang ditemui oleh Kepala Dinas Perdagangan Kota Surakarta, Heru Sunardi, mewakili Wali Kota yang berhalangan hadir.

Audiensi diwakili sekira 10 pedagang PGS, mereka menyampaikan uneg uneg mengenai keluhan pedagang.

"Jadi perwakilan pedagang PGS tadi mengadukan terkait dengan kebijakan manajemen PGS tentang menaikkan charge service diantaranya komponen itu yang mengakomodir biaya keamanan, biaya kebersihan dan biaya perawatan." Kata Heru Sunardi.

Heru menjadwalkan Selasa pekan depan akan dilakukan pertemuan antara pedagang, manajemen atau pemilik gedung dan difasilitasi Dinas Perdagangan.

Dikonfirmasi terpisah, Ristu Tri, head marketing PGS mengatakan pihaknya menaikkan servis charge karena sudah selama 6 tahun tidak ada kenaikan dan setelah pandemi ini baru dinaikkan.

"Memang terlihat situasinya kurang tepat, tapi kan pandemi sudah mereda dan sebentar lagi lebaran, puncaknya perdagangan. Keputusan meeting kami kenaikan jadi 80 itu banyak komponen, PPN dan PPh kita tanggung," kata Ritsu.

Mengenai atap yang bolong dan fasilitas yang kurang layak, Ritsu mengatakan sudah masuk dalam proses.

"Perbaikan butuh biaya dan waktu. Kalau digarap sekarang kan saat lebaran banyak pengunjung nanti malah mengganggu." Imbuh Ritsu.

Ritsu menyatakan siap bertemu dan melakukan Rembugan lagi dengan pedagang sesuai jadwal yang difasilitasi Pemkot Surakarta.