Masyarakat kota Solo dan sekitarnya bisa menyaksikan pernikahan adat khas Keraton Kasunanan Surakarta. Dimana cucu Pakubuwono XII. BRAj Wangi Pamor Kusumo menikah dengan Adhieka Octavian Nur Zamman.
- Warga Rela Iuran Demi Gapura
- Rock in Solo Siap Menggebrak, Kolaborasi Down For Life dengan Maestro Gamelan Gondrong Gunarto
- Al Quran Raksasa Dan Kiswah Ka'bah Ada Di Ponpes Nurul Huda Sragen
Baca Juga
Pasangan pengantin tersebut dikirab dengan menggunakan kereta kencana berkeliling kawasan Kraton pada Sabtu (31/8) malam. Dimulai dari Sasono Mulyo berkeliling lingkungan kraton dan kembali ke Sasano Mulyo.
Kirab pengantin dengan kereta kencana tersebut juga diiringi dengan arak-arakan sentono, abdi dalem juga prajurit musik, pembawa kembar mayang, pengayap (pendamping kereta kanan kiri).
Semua prosesnya dilalui sesuai dengan tradisi yang terus dijaga kelestariannya hingga saat ini termasuk kirab pengantin dengan kereta kencana.
Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Karaton Surakarta Hadiningrat, GKR. Koes Moertiyah Wandansari yang biasa disapa Gusti Moeng ini sampaikan jika kirab pengantin ini merupakan upaya 'nguri-uri' budaya yang ada di Kraton Solo.
"Tradisi ini adalah kemegahan budaya yang terus dijaga secara turun temurun," jelasnya kepada wartawan, Sabtu (1/9) malam.
Usai acara di pagi hari, malam harinya dilaksanakan acara resepsi dengan panggih temanten (temu manten) dengan beragam tradisinya termasuk acara injak telur oleh pengantin pria. "Namun sebelum resepsi dilaksanakan acara kirab kelililng Kraton Solo," jelasnya.
Gusti Moeng menyatakan, kirab ini menggunakan dua kereta kencana. Satu disiapkan untuk pengantin perempuan dan satu lagi digunakan untuk pengantin laki laki.
"Satu kereta ada pengantin perempuan dan orang tua (Gusti Madu dan istri) juga dan penganten laki laki bersama bapak ibunya," lanjut Gusti Moeng.
Usai acara di pagi hari, malam harinya dilaksanakan acara resepsi dengan panggih temanten (temu manten) dengan beragam tradisinya termasuk acara injak telur oleh pengantin pria.
Gusti Moeng sampaikan rasa syukur acara pernikahan di Sasana Mulya bisa digunakan lagi usai dilakukan renovasi di beberapa bagian bangunan.
"Dan prosesi pernikahan adat Keraton Kasunanan Surakarta, juga tetapi menjadi daya tarik bagi masyarakat dan wisatawan yang ingin menyaksikan tata cara adat Jawa (kirab kereta ) yang masih terjaga sampai saat ini," pungkasnya.
- Dibalut Seni Budaya, TCF-DBHCHT Kampanyekan Gempur Rokok Ilegal
- Pawai Kebangsaan HUT RI ke-79, Kapolres Purbalingga Selipkan Pesan Ini
- Bangkitkan Kesenian Tradisional, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Semarang Kampanyekan Seni Batik Canting