Siapa sangka, dibalik ribuan orang ambil bagian dalam Aksi Akbar Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina, di Monumen Nasional (Monas), DKI, Jakarta, terselip kisah menarik ibu anak yang terlibat langsung meneriakan keberpihakannya bagi kedamaian Negara Palestina, Minggu (5/11).
- Gibran Dengar Aspirasi UMKM dan Pekerja Kreatif di Ambon
- Gerindra Setuju Parpol Dibiayai Negara Ala RR
- Lebih Yakin Dipimpin Hartopo-Mawahib, Relawan Kuda Putih Hadir Dukung Kemenangan di Pilkada Kudus
Baca Juga
Penuh sesak orang meneriakan 'Save Palestine, Save Humanity' itu, tidak meluntur niat sosok pejuang Konselor Laktasi asal kota kecil, Salatiga, Titik Anggraini untuk bergabung.
Ya, tekadnya yang bulat ingin bergabung dalam Aksi Akbar Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina bukan tanpa alasan.
"Perjuangan di jalan Allah SWT beragam cara, bisa mendoakan dari mana saja. Namun ingin terlibat langsung dalam aksi bersejarah bagi kemerdekaan saudara kita di Palestina bentuk dukungan yang ingin saya rasakan," ungkap Titik Anggraini kepada RMOLJateng saat masih berada di antara kerumunan ribuan orang yang rata-rata mengenakan warna pakaian senada, hitam dan putih.
Kepedihannya melihat pemberitaan peperangan di Gaza dengan korban para lansia, balita hingga melulu-lantakan negara yang hampir satu bulan terakhir berkonflik dengan negara Israel, atau tepatnya terjadi jauh sebelum serangan Hamas 7 Oktober 2023 lalu, mendorong Titik ambil bagian ditengah aksi.
"Saya sering bersinggungan dengan bayi, balita dan ibu-ibu menyusui. Sungguh perih melihat balita turut menjadi korban peperangan di Palestina," ungkap dia.
Hadir langsung, bersholawat serta mendoakan bersama ribuan orang berbagai daerah di tanah air dianggap Titik bentuk dukungan moral tiada tandingnya.
"Ya ikut (bergabung dalam aksi Akbar Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina) sebagai bentuk dukungan moral kepada Palestina dan menentang penjajahan Israel," tandasnya.
Lengkap mengenangkan sal bendera Palestina, Titik tidak sendiri dalam menyerukan kedamaian di negara dikenal sebagai negeri dengan julukan 'Anbiya' atau negeri para nabi.
Beruntungnya, sang buah hati bersedia mendampinginya. Ibarat lem, anak ketiganya Muhammad Wildan Mukholladun selalu menempel ketat kemana pun ibunya bergerak, bak ajudan pribadi.
Mahasiswa UNDIP Fakultas Peternakan Semester 3 kelahiran Salatiga, 6 Oktober 2003 itu turut bangga mendampingi sang bunda dalam aksi dicatat dalam sejarah dunia.
Ibu anak ini menempuh perjalanan kurang lebih 7 hingga 8 jam dari Salatiga bersama rombongan lainnya ke Jakarta agar bisa bergabung dalam aksi Akbar didukung MUI, KWI, PGI, PHDI, Permabudhi, MASAKIN, Ormas Keagamaan, Universitas, Perguruan Tinggi, Pondok Pesantren, DKM, Komunitas dan masi banyak lainnya itu.
Usut punya usut, kesediaan Wildan mendampingi ibunya mengikuti Aksi Akbar Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina di Monas bukan juga karena keterpaksaan.
"Kebetulan ada tugas dari kampus. Momen bersejarah ini menjadi materi saya dalam tugas kampus sekaligus pengalaman berharga bisa memberikan dukungan moral kepada Palestina dan menentang penjajahan Israel," aku Wildan.
Jelang pegang, ibu anak ini kembali ke Kota Tertoleransi di Indonesia, Salatiga. Keduanya memiliki harapan besar, ingin rasanya menyerukan, menularkan hingga menunjukkan kepada dunia bentuk toleransi, kedamaian yang ada di Salatiga, Kota Tertua kedua di Indonesia.
- Cak Imin Dicurhati Harga Minyak Goreng di Pasar Bintoro Demak
- Jelang Sidang PHPU, Demokrat Kudus Sesalkan Temuan Rusaknya Segel C Plano
- Proses Pencoklitan Data Pemilih Di Purworejo Selesai 100%