Ketua Komisi C DPRD Jateng Asfirla Harisanto mengapresiasi Bank Jateng Cabang Jakarta yang dalam tiga tahun terakhir ini kinerjanya sangat bagus dan bertumbuh sangat tinggi di kisaran 35 persen hingga 90 persen secara tahunan (YoY). Bahkan pertumbuhan labanya pernah mencapai 385 persen, yakni Rp 10,33 miliar pada tahun 2015 menjadi Rp 50,07 miliar (2016).
- Pertamina Hadirkan 13 SPBU Ramah Lingkungan di Jateng-DIY
- Ganjar Dorong UMKM Berdikari, Prof FX Sugiyanto: Cara Tepat Atasi Kemiskinan
- Pertamina Pastikan Pasokan BBM di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta Aman
Baca Juga
Kinerja yang luar biasa itu diberikan setelah beberapa tahun sebelumnya Bank-nya Wong Jawa Tengah yang beroperasi di Jakarta itu mengalami kerugian beruntun. Kami (Komisi C) sungguh bangga melihat kinerja Bank Jateng Cabang Jakarta saat ini yang luar biasa pertumbuhannya di semua lini, baik dana pihak ketiga, pinjaman yang disalurkan maupun laba yang dibukukan," jelas Bogi, sapaan akrab Ketua Komisi C itu.
Hal yang membanggakan, tambah legislator PDI Perjuangan itu, Bank Jateng Cabang Jakarta ini pernah merugi berturut- turut dan mampu bangkit sejak 2015. Waktu itu berhasil meraih laba Rp 10 Miliar lebih, padahal tahun sebelumnya merugi Rp 3,9 Miliar. "Tahun berikutnya juga berhasil membukukan laba Rp 50,07 miliar, atau bertumbuh 385 persen (YoY). Tahun 2017 lalu labanya tetep bertumbuh 37,3 persen atau Rp 68,79 miliar," katanya.
Di bawah kendali Pinca Bank Jateng Jakarta Bina Mardjani, sektor dana masyarakat juga bertumbuh 68,3 persen, yaitu dari Rp 3,80 miliar (2016) menjadi Rp 6,40 miliar (2017). Begitu juga kredit yang disalurkan bertumbuh 35,7 persen dari Rp 1,09 triliun m4njadi Rp 1,98 triliun. Angka-angka itu potensial bertambah besar, kata Bogi, apabila Bank Jateng Jakarta bekerja lebih keras lagi lebih berani kreatif dengan inovasi.
Di sektor dana masyarakat, coba upayakan bisa mendapat dana APBD DKI yang kabarnya sebagian dari Rp 75 triliun tidak disimpan di Bank DKI, dan di sektor kredit konsumtif bisa diupayakan dari PNS di Kemendagri," saran Bogi.
Senada, Anggota Komisi C, Sidi Mawardi menambahkan, di luar semua prestasi tersebut, hal yang tak kalah menggembirakan Komisi C adalah porsi kredit produktifnya semakin mendekati harapan Otoritas Jasa Keuangan. Seperti diketahui OJK menginginkan porsi kredit produktif dengan kredit konsumtif berbanding 60 : 40.
Data tahun lalu porsi kredit yang disalurkan ke sektor- sektor produktif mencapai Rp 1,63 triliun, sementara konsumtif hanya Rp 342 miliar lebih sedikit. Kiranya hal ini dapat dipertahankan, tentu tanpa mengurangi kredit konsumtif, melainkan dengan menambah kredit produktifnya. Kenapa, sebab kredit konsumtif juga berkontribusi pada laba bank," tutur legislator Partai Golkar itu.
Pinca BANK Jateng Jakarta, Bina Mardjani menyampaikan, terima kasihnya atas apresiasi maupun saran dan kritk dari Komisi C. Tentu kami harus bekerja keras untuk tambah baik. Khusus saran pak Ketua Komisi, kami akui sudah masuk ke beberapa kementerian, seperti Kemenkes, Kemenag dan lainnya. Namun memang belum ke Kemendagri," katanya.
- Pemkab Batang Catat Transaksi Belanja Langsung Rp72 Miliar di e-Blangkon
- Percepatan Insfrastruktur Desa, SG Kembali Bangun Jalan Beton Senilai Rp 450 Juta di Desa Tegaldowo
- Trafik Internet XL di Jateng-DIY Naik 23 Persen Saat Libur Lebaran